Memetik Hikmah dari Kasus Mutilasi di Rancah Ciamis

Kasus mutilasi di Rancah Ciamis

Beberapa hari ini pemberitaan lokal bahkan nasional dihebohkan dengan kasus mutilasi di Rancah Ciamis, dilakukan seorang suami kepada istrinya. Bahkan seolah tanpa rasa bersalah dan di bawah alam sadarnya, menurut informasi yang beredar dengan baju kotor dengan noda darah, pelaku menjajakan potongan daging yang masih segar itu kepada para tetangga di dalam sebuah ember.

Mendengar dan membayangkannya saja sudah merinding. Menyimak beberapa cuplikan berita banyak digambarkan potongan kejadian yang berhasil direkam oleh warga. Gambarnya diblur saja sudah bikin ngeri, apalagi orang-orang yang melihat langsung di sana karena kebetulan merupakan tetangga atau tinggal satu kampung dengan pelaku dan melihat langsung apa yang terjadi.

Bahkan si*lnya, konon ada beberapa foto yang beredar di grup Whatsapp tanpa sensor. Tentunya ini lebih ngeri lagi.

Seorang teman penulis artikel di ruangpena.id (sebut saja dia Nina) yang berdomisili di Kabupaten Ciamis, kota tempat kasus tersebut terjadi,.menceritakan perasaan dan kesannya tentang hiruk pikuk yang terjadi di sana.

Read More

Suaminya adalah seorang perangkat Desa yang tentu saja selalu mendapatkan informasi up to date tentang hal-hal yang terjadi di desa per desa sekecamatan bahkan lingkup kabupaten. Informasi tersebar cepat di antara mereka.

Namanya juga suami, pasti cerita apapun kepada istrinya. Tidak terkecuali soal mutil*si ini. Foto pun terlihat jelas. Horror, ngeri, sedih, campur aduk terasa.

Malam-malam Nina tidak nyenyak tidur. Melihat ke arah jendela jadi takut sendiri, terbayang jika ada seseorang tiba-tiba megetuknya meminta dibukakan pintu. Ketika dibuka pintunya sesosok pelaku mengacungkan bilah golok yang mengkilat tajam.

Ketika rasa lapar datang dan sudah masuk waktu makan, mendadak tidak berselera. Padahal sajian menu sudah terhidang di meja. Rasa mual pun muncul teringat potongan daging itu.

Namun ada yang lebih parah dari itu. Efek luar biasa terjadi pada Nina. Bahkan kepada saya sebagai pendengar ceritanya. Saya yang juga orang Ciamis mendengarkan setiap cerita, menyimak setiap perkembangan kasusnya ikut setuju dengan apa yang Nina rasakan; merasa harus lebih aware pada apapun yang terjadi.

Ketika melihat suami melamun dan termenung seorang diri? Jadi terbayang… Nah, lho!

Memahami sinyal lebih dini dari setiap kejadian adalah hal yang paling tepat dilakukan. Indikasi apapun harus cepat ditangani dan diselesaikan. Terutama soal komunikasi dengan pasangan. Bersikap terbuka dan saling mendukung satu sama lain agar tidak terlambat menangani dan menyelesaikan masalah.

Ingat, pelaku juga seorang bapak dan seorang suami yang sedang kalut dirundung masalah yang berjubel di kepala. Menyesakkan dadanya sampai akhirnya gelap mata dan hilang akal karena tersulut emosinya oleh pertanyaan dari sang istri, “gimana ini soal utang besar anak kita?” kira-kira begitu pertanyaanya.

Karena konon, katanya, ulah sang anak yang hobi main judi dan menimbulkan utang ratusan juta menjadi faktor pemicu depresinya sang ayah.

Miris, bukannya berusaha menenangkan, istri yang juga mungkin gelisah setiap hari dan depresi, meminta celah jalan keluar kepada sang suami. Yang ternyarta suami pun sedang berada di puncak kebingungan luar biasa.

Akhirnya sang istri harus hilang nyawa di tangan suaminya sendiri.

Dunia kacau balau. Ibu tewas, ayah dipenjara dan apa kabar nasib anak yang menjadi pelaku judi dan anak lainnya kini?

“Membayangkannya saja begitu rumit. Bagaimana jika kesulitan dan masalah itu terjadi pada kita?” tanya Nina.

Dia bilang, apapun masalahnya kan bisa saja bikin kita kalut dan buntu. Apa yang akan terjadi dengan pasangan kita? Akankah kekerasan itu muncul? Naudzubillah semoga Allah menjauhkannya kepada kita semua.

Namun satu hal yang bisa kita ambil dari kasus mutilasi di Rancah Ciamis ini; kita harus lebih peduli, perhatian, terbuka dan saling mendukung satu sama lain dengan pasangan dalam menghadapi setiap masalah.

Memberikan pendidikan agama dan adab serta mengajarkan hidup sederhana tidak tergiur pada kesuksesan instan kepada anak-anak sejak kecil juga sangatlah diperlukan.

Kuatkan iman, pupuk dengan kesadaran dan kepasrahan bahwa kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan. Maka dari itu, jika menghadapi masalah hal yang pertama kali dilakukan adalah meminta solusi kepada Allah dengan sabar dan solat sambil berikhtiar sedemikian rupa.

Lantas, untuk orang-orang yang hari ini kehidupannya dalam keadaan baik-baik saja, jadilah lingkungan yang baik buat semua orang yang kita temui. Jangan nge-judge, jangan pula terlalu mudah menghakimi. Karena setiap orang beda masalah. Setiap mental dan pundak beda kekuatannya.

Semua orang memiliki ujian yang berbeda. Jadilah support system bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah apalagi jika mereka adalah orang terdekat kita.

Bagi yang sedang sedih, bingung, stress bahkan depresi, jangan ragu untuk menceritakan masalah kepada orang yang kamu percaya. Jangan nunggu kamu mengalami gangguan mental yang serius, gila dan berujung pada mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Sehat-sehat ya semua… Semoga Allah selalu melindungi kita dari mara bahaya. Aamiin yaa robbal alamiin.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *