Kapan terakhir ngobrol secara intim dan kerjain sesuatu bareng dengan ayah?
Masa kecil sudah sangat lama berlalu. Kesibukan telah merebut sebagian waktu. Jangankan bicara dengan orang tua, bicara dengan diri sendiri untuk sekadar mengkonfirmasi apa yang sedang dirasakan atau menghargai apa yang sudah menjadi pencapaian.
Siang malam habis oleh pekerjaan. Waktu untuk anak dan suami/istri pun jarang ada lagi. Apa kabar orang tua kita yang sekarang sudah berbeda rumah? Tinggal nun jauh di sana tanpa bisa selalu bertegur sapa?
Ketika kita lelah bekerja untuk keluarga, barulah kita sadar bahwa betapa pengorbanan seorang lelaki sekaligus seorang ayah itu luar biasa. Kita yang baru berumah tangga, beranak satu atau dua kadang tak jarang mengeluhkan rasa lelah dan beban yang berat.
Lalu bagaimana dengan ayah kita dulu? Yang kerja banting tulang untuk menghidupi keluarga, dengan jumlah anak yang lebih banyak.
Beruntunglah kita sudah sampai di tahap sekarang. Bisa mejadi orang dewasa dengan usia puluhan tahun berkat jasa ibu dan ayah kita.
Pernahkah merasakan rindu untuk berbincang dengan ayah tentang hidup atau tentang apapun yang bisa meringankan lelah?
Ketahuilah, ayah tidak pernah benar-benar berharap ingin dikirim makanan, uang, pakaian secara rutin dari penghasilan yang kita dapatkan sekarang sebagai balas budi atas pengorbanannya sejak kita diberi nyawa oleh Tuhan.
Ayah akan sangat bahagia ketika anaknya menyapa, betanya kabar dan mengajaknya berbincang soal hal apa saja yang menarik perhatiannya. Ngobrol ringan sambil ngopi, atau nongkrong di teras rumah.
Senang juga ketika kita menemaninya melakukan rutinitas yang ia sukai. Becocok tanam, mancing, berkebun, nonton bola, atau apapun.
Seperti halnya ia yang suka menemani kita main di waktu kecil, seyogyanya kita selalu bersedia meluangkan waktu untuk menemaninya pula di masa senja.
Jika terpaksa harus berjauhan, maka manfaatkan teknologi untuk menjangkau mereka yang jauh di sana. Namun meskipun demikian, secanggih-canggihnya teknologi, tetap kita harus menempatkan diri untuk menemuinya. Mencium punggung tangannya. Memeluk tubuhnya.
Mendoakannya setiap saat. Menitipkan kepada Allah SWT semoga Dia Yang Maha Kuasa selalu menjaganya.
Mari mulai mewajibkan diri untuk merutinkan menyapa dan menemui temui ayah dan ibu selama mereka masih ada di dunia. Semoga kita tergolong anak yang berbakti dan diridoi oleh kedua orangtua kita dan Allah SWT tentunya.
Aamiin yaa robbal alamiin.
Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours