Akhir-akhir ini banyak beredar kabar penculikan anak di tengah masyarakat. Entah itu kabar penculikan yang menyebar dari mulut ke mulut, dari berita di media, maupun yang berseliweran di grup-grup WhatsApp.
Cara pelaku melancarkan aksinya pun berbeda-beda. Ada yang dikatakan pura-pura menjadi perwakilan dinas, datang berpakaian rapi ke sekolah, lengkap dengan ID card/tanda pengenal. Kemudian mereka bertanya tentang data anak berprestasi.
Kabar yang terakhir viral di grup WhatsApp adalah beredarnya foto wajah penculik yang ternyata nyaris sama di beberapa daerah dengan menyebutkan tanda khusus di badan terduga pelaku. Membuat para ibu parno sendiri. Khawatir akan keselamatan anaknya.
Isu penculikan anak ini sudah menjadi isu nasional. Beberapa pemerintah setempat bahkan memberikan edaran kewaspadaan terhadap penculikan seperti yang dilakukan di Tasikmalaya baru-baru ini.
Namun ternyata tidak semua pemberitaan kasus penculikan benar adanya. Beberapa sudah dinyatakan bahwa berita bohong alias hoax. Di antaranya kabar yang beredar di Bangkalan Jatim, yang menggemparkan, ternyata kabar tersebut sudah ada 6 tahun lalu dan kembali dimunculkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kabar pengambilan organ anak yang dilakukan oleh penculik yang terjadi di Bogor, itu pun sudah diklarifikasi sebagai berita bohong karena ternyata sudah pernah beredar 2018 lalu.
Namun yang pasti, terlepas dari hoax atau bukan, soal penculikan anak ini bukan hal yang bisa dianggap sepele sehingga kita menjadi abai dan hilang kontrol. Tidak juga harus terlalu paranoid sehingga kita jadi berlebihan memproteksi anak, sampai terlalu takut dan cemas sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan agar orang tua merasa tenang ketika melepas anak di masa genting kabar penculikan.
1. Ajari anak untuk tidak mudah terpengaruh oleh orang yang tidak dikenal. Motivasi mereka agar memiliki keberanian untuk menolak ajakan atau pemberian apapun dari orang yang tidak dikenal. Meskipun kenal, sebaiknya tidak terlalu mudah percaya.
2. Awasi anak ketika bermain di luar rumah. Pastikan mereka bermain di tempat yang aman tidak terlalu jauh dari lingkungan pemukiman.
3. Jika terpaksa menitipkan anak kepada pengasuh, pastikan pengasuh anak mendapatkan edukasi yang tepat untuk melindungi anak-anak. Tidak sedikit kasus kehilangan dan kecelakaan yang ditimbulkan karena keteledoran pengasuhnya.
4. Bangun komunikasi yang baik dengan sekolah, terutama dalam hal pengantaran dan penjemputan anak. Koordinasikan kepada pihak sekolah orang yang akan menjemput anak saat pulang sekolah. Jika perlu, sekolah pun harus memberlakukan kartu penjemput agar tidak sembarang orang bisa mengambil anak saat pulang sekolah. Artinya, hanya orang yang dapat menunjukkan kartu penjemput lah yang boleh membawa anak pergi.
5. Ajarkan anak cara membela diri. Bangun keberanian mereka untuk melakukan perlawanan kepada orang yang mengganggu keselamatannya. Misalkan dengan berteriak, lari, dan melakukan tindakan yang bisa melepaskan diri dari tindakan penculikan. Seperti menggigit dan atau menendang area vital pelaku.
6. Awasi aktivitas anak dalam menggunakan internet. Akhir-akhir ini banyak terjadi penculikan anak, rudapaksa pada remaja putri, penipuan yang dilakukan seseorang dengan kedok pertemanan di media sosial.
Itulah beberapa tips pencegahan penculikan anak yang mungkin bisa dilakukan oleh para orang tua. Semoga putra-putri kita selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Aamin ya robbal alamiin.
Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours