Ruangpena.id – Dulu ketika masa-masa sekolah tepatnya kurang lebih pada era 1997-1998. Cerita fiktif Hantu Kolor terus berkembang, saking banyaknya kejadian-kejadian aneh di malam hari.
Mitos ini menjadi perhatian bagi masyarakat sekitar, entah dari mana datangnya, tetapi tiba-tiba sudah ada cerita yang berkembang bagi kami pada saat itu yang berusia 10-12 tahunan.
Saat itu yang tergambarkan adalah cerita fiktif yang dijadikan sebagai bahan obrolan kami. Isu seketika berkembang ketika Hantu Kolor menaiki atap-atap rumah warga pada malam hari. Sangat mendebarkan jantung.
Yang tergambar oleh saya waktu itu, Hantu Kolor adalah sosok Hantu yang pakai Kolor.
Awalnya, pada saat itu kami sedang bermain-main pada malam hari. Setelah usai salat Isya. Maklumlah pada saat itu lorong-lorong gang tidak banyak dilewati orang, sehingga bisa leluasa untuk bermain yang sering kami sebut “Samberlang”
Permainan ini dikategorikan permainan tradisional kami pada saat itu di salah satu daerah di kota Medan. Dengan kejar-mengejar sambil menyentuh lawannya. Nah, di waktu itulah isu Hantu Kolor juga beredar. Soalnya pada saat itu kami dilarang untuk bermain karena ditakutkan hilang tanpa jejak.
Cerita itu terus membuat momok yang menakutkan bagi kami saat itu sehingga keesokan harinya kami mendengar dari orang dewasa untuk mencari bambu dibuat menjadi kalung sebagai penangkal Hantu Kolor.
“Kelen [kalian] cari bambu, jadikan kalung, terus dipakai!”
Mendengar petunjuk itu, kami bergegas mencari tanaman bambu, saat itu kami mencarinya jauh dari rumah kami sehingga kami lupa makan siang untuk pulang kerumah. Setelah kami mendapatkan tanaman bambu yang kami jadikan kalung. Kami merasa bahagia, dan perasaan takut kami hilang, lalu kami pulang kerumah pada waktu mega merah tampak dilangit.
Keinginan bermain kami tampaknya sangat tinggi. Karena sudah pakai kalung semua, kami percaya diri tidak akan bertemu hantu kolor itu. Seiring berjalannya permainan datanglah beberapa orang tua kami.
“Pulang … Pulang … Hantu Kolor makin menjadi-jadi” salah satu orangtua kami berkata.
“Tenang Mak, kami sudah pake [pakai] penangkalnya”, jawab salah satu dari kami dengan bergembira.
“Pulang!” Tegasnya sambil mengulang.
Akhirnya kami membubarkan diri dan segera pulang. 4 jam kemudian (masa itu), Aku mendengar suara teriakan-teriakan warga di lorong itu.
“Maling … Maling!”
Dan aku melihat seseorang yang sepertinya habis dipukuli, dengan kedua tangan dipegang erat tanpa menggunakan baju hanya sebuah kolor seperti Superman.
Aku berpikir pada saat itu, “dialah Hantu Kolor itu!”.
Ternyata Aku baru sadar kalung yang kami pakai ternyata hanya gurauan jenaka dari orang dewasa waktu itu.
“Ha ha ha” kami tertawa waktu itu.
Ternyata Hantu Kolor itu adalah manusia biasa yang melakukan tindakan kriminal yaitu maling.
Kolor Ijo atau Hantu Kolor katanya adalah makhluk gaib jadi-jadian yang konon merupakan wujud dari seseorang yang menjalankan ritual tertentu dan melakukan tindakan kriminal dengan bantuan ilmu gaib.
Kolor ijo dikenal sering melakukan teror dan melakukan pelecehan seksual kepada perempuan. Kolor ijo juga sering kali membawa kabur harta benda pemilik rumah. Menurut beberapa kisah, sebelum beraksi Kolor Ijo akan melakukan ritual mengelilingi rumah korban agar penghuni rumah terlelap tidur. Saat menjalankan aksinya, Kolor Ijo selalu mengenakan celana kolor yang berwarna hijau, lalu mencuri barang berharga milik korban, dan memperkosa perempuan, baik yang gadis maupun perempuan yang sudah menikah atau janda.
+ There are no comments
Add yours