Belakangan, banyak perempuan korban penipuan dan kekerasan kaum lelaki yang berkedok cinta. Kepolosan dan ketulusan perempuan sering dimanfaatkan laki-laki jahat untuk menguras seluruh yang dimiliki perempuan tidak terkecuali harga dirinya.
Baru- baru ini kita semu tahu, motif pembunuhan perempuan dalam koper yang terjadi di hotel Bandung pun nyatanya berlatar belakang cinta. Korban telah dibuat jatuh cinta pada lelaki yang memiliki usia jauh lebih muda. Apa daya, jika sudah bucin mana bisa logikanya berjalan. Meskipun berusaha bertahan, lambat laun bujuk rayu lelaki akan memakan korban pula. Alih-alih mendapatkan perlindungan dari lelaki yang dianggap kekasihnya, malah berujung meregang nyawa.
Selain itu, sempat marak pula di pemberitaan media, para ibu-ibu yang dikuras hartanya oleh lelaki yang mengaku abdi negara. Berprofesi sebagai polisi, pilot dan atau TNI dengan memasang foto gantengnya langsung bikin ibu-ibu kepincut begitu saja. Lagi-lagi, di sini logika perempuan tidak jalan karena perasaannya terlanjur hanyut. Ketika sudah termakan bujuk rayu, jadilah ia korban penipuan, puluhan juta hartanya raib digondol lelaki itu.
Agar tidak terjadi lagi dan menjadi perempuan korban kekerasan dan penipuan berikutnya, sebaiknya tetap waspada. Jangan terlalu mudah tergiur dengan penampilan tampan dan gagah. Apalagi hanya kenal di media sosial. Perempuan harus mampu melakukan identifikasi sedini mungkin ketika ada laki-laki yang mengajak berkenalan, baik secara langsung maupun kenal di media.
Berikut adalah ciri-ciri lelaki manipulatif yang sebenarnya dapat diidentifikasi sejak dini.
Memanipulasi Emosi
Orang yang manipulatif cenderung menggunakan emosi untuk mengendalikan situasi atau orang lain. Mereka mungkin memanfaatkan perasaan bersalah, takut, atau cinta untuk mencapai tujuan mereka.
Lelaki jahat yang memang berniat menipu perempuan memanfaatkan perasaan cinta, rasa takut kehilangan dari perempuan. Sehingga dijadikan celah untuk menlancarkan aksinya.
L: “Aku lagi mau mulai usaha baru, buat modal nikah kita.”
P: “Wah, so sweet..”
L: “Tapi aku butuh modal, kamu kan punya uang simpenan. Boleh aku pake dulu gak?”
P: “Tapi ini uang tabungan aku buat selesaikan kuliah.”
L: “Transfer dong, Syang. Kok kamu pelit sih? Kalau enggak kita putus!”
Berbohong atau Menyembunyikan Fakta
Orang yang manipulatif seringkali tidak jujur atau menutupi informasi yang penting untuk mempengaruhi persepsi orang lain dan mencapai kepentingan mereka. Coba saja tanya alamat mereka, tinggal di mana, minta foto bukti tempat tinggalnya, tantang untuk bertemu keluarganya. Walapun mereka mungkin akan menutupinya dengan kebohongan baru, kalau kamu pakai akal sehatmu, kebohongan itu akan tercium kok.
P: “Boleh gak aku kenal lebih jauh tentang keluargamu?”
L: “Oh, keluargaku lagi sibuk di laur kota. Mungkin tahun depan baru balik.”
P: “ya, kan bisa video call. Sekadar kenalan sama orangtua kamu bisa kali.”
L: “Maaf, Sayang. Orangtua aku sudah meninggal. Jadi aku gak bisa ketemuin kamu dengan papih mamih aku.”
Memanipulasi Informasi
Mereka bisa memilih informasi yang mereka sampaikan dengan sengaja untuk mempengaruhi pandangan orang lain, atau bahkan menyesatkan orang lain dengan cara yang halus.
P: “Kamu kerja apa sih?”
L: “Aku ini manager di perusahaan besar yang namanya “………”. Kamu pasti bangga kan…?”
P: “Wah? Tapi aku tanyakan sama teman aku yang kerja di sana juga gak ada tuh namanya nama kamu?
L: “Oh… mungkin karena aku sama dia beda divisi atau mungkin beda kantor cabang, Sayang.”
Pengendalian atau Dominasi
Lelaki membahayakan ini cenderung ingin mengendalikan situasi dan orang lain di sekitar mereka. Mereka mungkin menggunakan tekanan psikologis, seperti mengkritik atau memuji, untuk mendapatkan kepatuhan.
Mereka gak akan biarin kamu memiliki kendali atas dirimu sendiri. Kalau keseringan merasa didikte dan memenuhi keinginannya, beranilah untuk menolah jangan sampai masuk perangkapnya. Pelan-pelan membujuk dan akhirnya kamu akan diarahkan kepada hal-hal yang mengikat dan dijadikan senjata andalan untuk membuatmu semakin bertekuk lutut.
L: “Datang yang ke apartemenku!”
P: “Aku kayaknya gak bisa, pasti gak boleh sama mama.”
L: “Aman kok, gak akan aku apa-apain. Kita masak bareng aja, aku jago masak lho. Kamu wajib cicipin hasil masakan aku!”
Ketidakjujuran Diri
Orang manipulatif seringkali tidak transparan tentang motif atau niat mereka. Mereka mungkin berpura-pura menjadi korban atau tidak bertanggung jawab atas perilaku mereka.
Setelah melancarkan aksinya dan mendapatkan yang dia mau, dengan mudahnya dia cuci tangan dan mencari-cari alasan untuk lari dari tanggung jawab. Kamu hanya dijadikan korban dan setelah itu dia pergi begitu saja.
P: “Uang yang kamu pinjam sudah bisa dikembalikan belum? Mau aku pake nih.”
L: “Aduh, maaf Sayang. Uangnya dipake temen. Adiknya kecelakaan harus masuk rumah sakit. Mereka yatim piatu. Jadi aku kasih deh. Kasian kan. Masa aku tega.”
Pencarian Kepentingan Pribadi
Mereka biasanya memiliki agenda tersembunyi di balik tindakan mereka. Mereka mungkin berusaha untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kekuasaan atas orang lain.
Jika mereka sering mengajamu bertemu dengan temannya yang tidak kamu kenal dan terlihat so akrab, berhati-hatilah. Jangan-jangan dia punya rencana jahat. Atau jika dia keseringan meminta dibiayai dengan dalih “pinjam dulu” dia hanya sedang memperkaya dirinya sendiri.
Ketidakmampuan untuk Menerima Kritik
Mereka seringkali tidak terbuka terhadap kritik atau umpan balik yang konstruktif, dan mungkin bereaksi dengan marah atau menyalahkan orang lain.
Ketika kamu memberikan saran dan malah dianggap sebagai usaha untuk menyaingi, menguasai, dan malah berbalik marah apalagi main kasar padamu, fix dia tidak benar-benar tulus.
Karena yang tulus akan menerimamu apa adanya dan menerima kritikan dan saran sebagai upaya untuk perbaikan dan berkembang sama-sama.
Sering Pencitraan
Orang manipulatif mungkin mencoba untuk mempermanis citra mereka di mata orang lain, sering kali dengan menonjolkan kualitas atau pencapaian mereka dan menutupi kelemahan atau kesalahan mereka.
Kalau ada lelaki yang terlalu rajin bicara keunggulannya, bawain oleh-oleh, baikin kamu dan keluarga secara berlebihan, waspada ya. Cari tahu lebih dulu, apakah itu adalah sikap aslinya atau hanya membuat perangkap saja? Gunakan pikiran dan hatimu yang jernih untuk menilai ya!
Tidak Memiliki Empati yang Sejati
Lelaki yang tulus akan berada di pihakmu ketika kamu memi;liki kekurangan. Ketika malang menimppamu maka dia lah yang akan senantiasa siap menghibur sampai kamu kembali bangkit. Namun apabila kamu dalam keadaan terpuruk dan dia meninggalkanmu kemudian ketika kamu punya segalanya datang lagi dengan mudahnya, maka dia adalah bukan laki-laki yang baik. Jangan kasih kesempatan lagi!
Meskipun mungkin pandai dalam membaca emosi perempuannya, p[andai memuju dan menyanjung, tetapi mereka seringkali kurang memiliki empati yang sejati dan mungkin menggunakan pengetahuan ini untuk keuntungan mereka sendiri.
Tetapi, penting untuk diingat bahwa ciri-ciri ini tidak selalu ada dalam setiap individu yang manipulatif. Beberapa orang mungkin menunjukkan hanya beberapa dari ciri-ciri ini dalam tingkat yang berbeda. Tingkatkan kewaspadaanmu agar dirimu selamat dari perangkap mereka.
Tips jitunya adalah,
- Jangan mudah percaya kepada siapapun. Gunakan logika dan akal sehatmu.
- Berpegang teguh lah pada norma dan perintah agama; laki-laki dan perempuan dilarang menjalin interaksi yang berlebihan sebelum akhirnya melangkah ke jenjang pernikahan
- Bersikaplah terbuka jangan mau menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi
- Selalu libatkan orangtua dan orang-orang terdekatmu jika ada seseorang yang mendekatimu. Agar jika terjadi sesuatu yang diinginkan orang-orang bisa segera menolongmu.
Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours