“Bantu aku mencari lelaki yang tidak pernah marah,” ujar seorang teman. Saya diam tidak menjawab. Memberinya kesempatan untuk melanjutkan pembicaraan. Saya tahu, masih ada beban berat yang menyelimuti kepalanya.
“Aku tidak tahan dengan lelaki yang suka marah-marah. Salah sedikit marahnya besar seolah kesalahan yang aku perbuat itu fatal. Padahal selama ini aku selalu berusaha melakukan yang terbaik. Menyelesaikan pekerjaan rumah, Memasak, megurus anak, berdandan, melayani apa yang ia mau,” jelasnya lagi.
Saya hanya tersenyum. Mencoba mengingat-ingat kejadian-kejadian yang saya alami sendiri dalam setiap interaksi yang terjadi dengan pasangan. Mencoba mengevaluasi seluruhnya. Karena percuma memberikan saran jika hanya teori tanpa uji coba dan pengalaman yang saya alami dan rasakan sendiri.
“Maaf, apakah boleh aku bertanya?’
“Soal apa?” tanyanya.
“Soal perlakuan yang kamu lakukan pada pasanganmu.”
“Aku tidak suka jika dia selalu mengatur apa yang boleh dan tidak aku lakukan. Aku juga tidak suka jika dia diam dan tidak bekerja, aku tidak suka jika ia pulang terlambat sampai di rumah, dan aku tidak suka jika ia bergaul dengan perempuan lain. Makanya kadang aku suka ngomel, eh dia malah balik memarahiku dengan nada yang jauh lebih kasar.”
Saya mencoba mencerna. Sangat masuk akal dan dipandang wajar jika seorang istri mengeluhkan sesuatu dan tidak menyukai hal tertentu dari pasangannya.
Namun kemudian, dari percakapan dan pengalaman yang saya alami, saya memiliki sedikit pemahaman. Bahwa marahnya seorang lelaki itu pasti memiliki alasan. Marahnya seseorang adalah feedback dari apa yang kita lakukan kepadanya.
Lelaki yang tidak suka marah itu akan selalu hadir di rumah kita, jika kita sendiri memberikan perlakuan-perlakuan sebagai berikut:
- Taat dan patuh kepada suami
Lelaki adalah imam. Karenanya semua orang yang ada di bawah pimpinannya harus taat pada perintahnya. Lantas apakah harus semua ditaati?
Tentu saja tidak. Jika perintahnya melanggar aturan Allah, maka sebaiknya ditinggalkan tidak perlu dipatuhi. Perlu perjuangan untuk menjelaskan kepada sang suami soal alasan mengapa kita tidak mentaati perintahnya.
Di sinilah kita sebagai istri wajib menuntut ilmu agar memahami dan mampu mengkatagorikan mana perintah yang sesuai dengan syariat dan yang tidak. Suami pun demikian. Sangat wajib menimba ilmu agama. Hanya suami yang berilmu yang paham caranya memberi perintah yang baik kepada istri dan anak-anaknya.
Bagi perempuan yang belum menikah, carilah lelaki yang paham agama untuk menjadi imam. Lelaki yang memegang teguh keimanan akan menuntun kita pada jalan kebaikan.
2. Tidak mengekang suami
Lelaki adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas keluarganya. Di luar sana ia harus bersaing dengan jutaan orang dalam berbagai hal. Entah itu dalam mencari pekerjaan, mencari peluang, dan mencari relasi untuk dijadikannya rekan bisnis dan berbagai usaha lain. Maka, izinkan lelakimu untuk bergaul dengan banyak orang. Agar membuka peluang baik untuk usahanya dalam mencari nafkah.
Selain untuk membuka peluang, memperbanyak silaturahmi pun bisa mendekatkan rejeki dan memperluas wawasan lelaki. Bukankah wawasan itu didapatkan dari hasil sharing? Imammu harus punya banyak wawasan biar lebih mampu memimpin.
3. Bicara dengan lemah lembut
Bukan hanya perempuan yang ingin diperlakukan dengan lemah lembut. Lelaki pun senang dengan perlakuan yang manis. Perlakuan lemah lembut, akan membuatnya merasa nyaman dan menghilangkan penatnya beban pekerjaan.
Bicaralah dengan lemah lembut. Terlebih ketika suami dalam keadaan marah. Jika sama-sama ngegas, maka api amarah akan semakin berkobar.
4. Berdiskusi bukan mendebat
Hidup berdampingan tidak selamanya sepakat dalam berbagai hal. Pasti beberapa hal yang memerlukan diskusi untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik. Sebuah titik tengah yang tepat dan tidak merugikan siapapun.
Jika misal memiliki ide yang berbeda dengan suami, maka ajaklah suami berdiskusi dengan cara yang baik. Sampaikan pada waktu yang tepat, setelah makan atau sebelum tidur. Sampaikan dengan hati-hati dan tidak menyinggung perasaannya.
5. Tersenyum dan selalu ramah
Perempuan yang cantik bukanlah perempuan yang pandai berdandan dan bersolek dengan perawatan maksimal. Perempuan yang cantik adalah ia yang pandai menjaga suasana hati dan senantiasa tersenyum tulus kepada suaminya.
Bagaimana jika kita sedang kesal dan ingin marah-marah?
Jika masalah yang membuat Anda marah sudah terlalu berat, maka marahlah. Setelah itu, lekas minta maaf dan beri ia penjelasana alasan Anda marah. Tentunya alasan yang masuk akal ya…
Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours