
Ilustrasi gambar kolak pisang dibuat oleh Meta AI
Esai Ramadan #4. Siapa yang bisa menolak kelezatan kolak pisang? Hidangan manis berkuah santan ini selalu menjadi primadona, terutama saat bulan Ramadan tiba. Bagi saya, kolak pisang bukan sekadar takjil pelepas dahaga, tetapi juga hidangan yang sarat makna dan filosofi.
Konon, kata “kolak” berasal dari bahasa Arab, “khalik,” yang berarti Sang Pencipta. Dari sini, kita bisa melihat bahwa kolak bukan sekadar makanan, tetapi juga pengingat akan kebesaran Tuhan. Setiap suapannya adalah bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan.
Filosofi ini semakin diperkuat dengan bahan-bahan yang digunakan. Pisang kepok, misalnya, dikaitkan dengan kata “kapok,” yang mengingatkan kita untuk bertobat atas kesalahan di masa lalu. Ubi, atau “pala kapendhem” dalam bahasa Jawa, mengingatkan bahwa setiap manusia pada akhirnya akan kembali ke pangkuan-Nya. Sementara itu, kelapa melambangkan kehidupan yang terus berputar.
Lebih dari sekadar bahan makanan, kolak pisang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga hati tetap bersih, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan bertaubat atas segala dosa. Hidangan ini juga merupakan perwujudan rasa syukur atas kehidupan yang telah diberikan, serta ajakan untuk mengisi hidup dengan kebaikan.
Kolak pisang adalah simbol dari kewajiban manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, hidup kita akan senantiasa mendapat keselamatan dan keberkahan.
Di bulan Ramadan, kolak pisang menjadi hidangan takjil yang tak pernah absen. Kehadirannya seolah menjadi penanda bahwa waktu berbuka telah tiba. Manisnya kolak pisang memberikan energi setelah seharian berpuasa, sementara filosofinya memberikan ketenangan jiwa.
Namun, kolak pisang bukan hanya tentang rasa dan makna. Hidangan ini juga merupakan bagian dari tradisi dan budaya Indonesia. Setiap daerah memiliki resep kolak pisang yang berbeda-beda, dengan cita rasa yang khas.
Di beberapa daerah, kolak pisang disajikan dengan kolang-kaling, pacar cina, atau biji salak. Ada juga yang menambahkan daun pandan untuk memberikan aroma yang lebih harum. Keberagaman ini menunjukkan kekayaan kuliner Indonesia yang patut kita banggakan.
Kolak pisang adalah hidangan yang sederhana, tetapi memiliki makna yang mendalam. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya bersyukur, bertaubat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Di setiap suapannya, kita bisa merasakan manisnya takjil dan dalamnya filosofi.
Oleh karena itu, mari kita jadikan kolak pisang bukan hanya sebagai hidangan pelepas dahaga, tetapi juga sebagai pengingat akan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, kita bisa menikmati kolak pisang dengan lebih bermakna.
Semoga esai opini ini bermanfaat dan dapat dinikmati.