Agar skripsi lancar, semua mahasiswa wajib memiliki keterampilan menulis. Pernyataan itu benar adanya. Seorang mahasiswa akan selalu dihadapkan dengan tugas yang menggunakan pelaporan secara tertulis. Entah itu makalah, mini riset, artikel, jurnal, sampai pada pengerjaan skripsi yang mewajibkan menggunakan kaidah penulisan yang baik dan benar.
Ketika bimbingan atau sidang skripsi, bukan kah hal yang paling sering menjadi biang masalah dengan dosen pembimbing dan penguji adalah masalah penulisan? Sebaik apapun judul skripsinya, sekeren dan serelevan apapun masalah yang diangkat dalam skripsi, jika cara penyampaiannya berantakan, maka belum skripsi tersebut belum bisa dikatakan sebagai karya ilmiah yang baik.
Cara penulisan yang sembarangan dan banyak typo, penyampaian gagasan yang berbelit-belit sukar dipahami, serta ketidakjelasan mana bagian pendahuluan, isi dan penutup, merupakan sumber masalah yang sering menjadi sumber kekesalan dosen pembimbing.
Banyak yang mengira bahwa keterampilan menulis ini hanya wajib dimiliki oleh seseorang yang mengikrarkan diri sebagai penulis atau senang dan hobi menulis.
Padahal nyatanya sama sekali tidak benar. Profesi apapun wajib memiliki keterampilan menulis. Buktinya, masih banyak informasi yang terpampang di beberapa institusi yang masih memiliki kesalahan penulisan. Hal itu tentu saja sangat menggangu pembaca. Boleh jadi, karena kekeliruan dan kesalahan penulisan itu, kalimat yang ditulis menjadi ambigu bahkan bermakna lain.
Sangat disayangkan, ketika website sebuah lembaga menayangkan artikel berisi informasi yang sangat baik, aktual, dan menginspirasi, tetapi cara penyampaiannya masih berantakan.
Maka di sini semakin yakin bahwa keterampilan menulis itu wajib dimiliki oleh siapapun, profesi apapun, terutama oleh mahasiswa yang nanti akan menyelesaikan tugas akhir dan terjun ke masyarakat dengan berbagai profesi. Jika menulis skripsi saja sudah kacau, maka bagaimana ketika ia terjun di lapangan kerja nanti?
Agar skripsi lancar dan proses bimbingan cepat, maka keterampilan menulis pada mahasiswa bisa diasah sejak dini dengan cara:
1. Memperbanyak baca untuk menambah wawasan dan kekayaan kosa kata.
Keterampilan menulis dan bobot tulisan seseorang, akan berbanding lurus dengan sering atau tidaknya ia membaca.
Seseorang yang malas membaca akan kesulitan untuk menuangkan ide dan gagasan karena mungkin mengalami writer block, karena kurangnya pengetahuan, kurangnya keberanian dalam memulai sebuah tulisan akibat dari minimnya literasi.
Beberapa orang menyatakan bahwa ia merasa bingung memulai kalimat, bingung merangkai kata, bahkan tidak tahu cara menterjemahkan ide yang ada di kepala untuk dituangkan ke dalam bentuk tulisan.
Mahasiswa yang banyak membaca akan lebih mudah menuliskan jawaban UAS, mudah menuliskan artikel, membuat makalah, dan penyelesaian skripsi yang memerlukan keterampilan menulis terutama di bab IV.
2. Latihan menulis dengan teknik free writing
Teknik menulis free writing adalah teknik andalan yang dilakukan oleh penulis profesional sekalipun. Teknik ini adalah teknik latihan yang paling mudah dan terbukti mampu menjadikan seorang pemula cepat menguasai keterampilan menulis.
Caranya adalah, menulis dengan lepas dan bebas, tanpa memikirkan kaidah bahasa, tanpa memikirkan benar dan salah, sampai ide di kepala tumpah pada tulisan semuanya.
Setelah itu, barulah melakukan penyuntingan untuk mengubah tulisan yang sudah dibuat menjadi enak dibaca dan memiliki pesan yang bisa dipahami dengan baik oleh pembaca.
Teknik ini pun dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sampaikan dulu gagasan yang ada di kepala, lalu barulah mencari referensi yang relevan sebagai penguat dan pelengkap ide dan gagasan yang disampaikan pada karya ilmiah.
3. Menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan
Punya ide apapun, biasakan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Dengan begitu kemapuan menulis akan semakin terasah dan tidak kaku lagi dalam menuangkan gagasan apapun.
Jika sudah terbiasa, maka hal apapun bisa menjadi ide untuk bahan tulisan.
4. Latihan menulis sesering mungkin dan mempublikasikannya di media sosial
Setelah terbiasa melakukan latihan free writing dan melakukan penyuntingan pada tulisan, ulang latihan itu lalu jangan ragu-ragu untuk mempublikasikan tulisan itu ke media sosial.
Memposting tulisan ke media sosial akan menambah rasa percaya diri pada penulis pemula, bahkan bisa membuat tulisannya akan semakin baik. Karena dengan mempublikasikan tulisan menjadi tanggung jawab tersendiri bagi penulis untuk menampilkan hasil tulisan yang lebih baik dan layak dibaca banyak orang.
5. Ketika ada tugas, mahasiswa tidak disarankan meng-copy paste. Belajarlah untuk menuliskan jawaban, ide dan gagasan dengan kalimat sendiri. Dengan begitu akan lebih mengasah keterampilan menulis.
Meng-copy paste atau menyadur tulisan orang lain tanpa memparafrase hanya akan membuat mahasiswa menjadi generasi yang mundur. Tidak memiliki tambahan wawasan.
Cobalah banyak membaca, dan sampaikan kembali informasi yang didapatkan dengan menuliskannya kembali dengan bahasa sendiri.
Itulah beberapa tips untuk mengasah keterampilan menulis yang bisa mendukung keberhasilan dalam menulis skripsi lancar, tanpa banyak drama revisi dari dosen pembimbing.
Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours