
Dilansir dari akun resmi instagram @kpu_ri, menjelaskan bahwa pemilih Pemilu 2024 berjumlah 205 juta. Angka keseluruhan itu, didominasi kaum milenial, dengan hak suara tertinggi sebanyak 69 juta. Ini pemilih di banding Gen-Gen lainnya, seperti Post Gen Z, Gen Z, Gen X, Baby Boomer sekaligus Pre-Boomer yang lahir 1946-1964.
Generasi milenial yang mempunyai hak suara sebanyak 69 juta itu ada di berbagai wilayah Indonesia. Yaitu di kota dan di desa. Biasanya, preferensi pemuda kota dan desa itu terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor konteks sosial, akses informasi, isu-isu yang sedang in, dan kebutuhan yang berbeda antara kedua kelompok ini.
Kaum milenial di perkotaan biasanya cenderung memprioritaskan isu-isu yang ada da di perkotaan seperti transportasi, perumahan, sampai kepada ketidaksetaraan sosial. Sementara generasi milenial di pedesaan mungkin lebih fokus kepada masalah pertanian, pedesaan dan aksesibilitas layanan seperti air bersih dan listrik.
Selain isu prioritas, perbedaan juga terjadi dalam akses informasi, konteks sosial dan juga pengalaman hidup antara kehidupan perkotaan dan pedesaan yang semuanya akan berpengaruh dalam menentukan pilihan-pilihan terutama dalam memilih pimpinan masa depannya.
Lalu bagaimana dengan kecendrungan mereka dalam memilih calon presiden dalam Pemilu 2024 nanti?
Bahasan di bawah ini akan mencoba memotret pilihan-pilihan yang berkaitan dengan tren, minat, kesukaan dan kecenderungan yang sesuai dengan perkembangan zaman yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir.
Kendati penting juga diingat bahwa preferensi politik individu dapat bervariasi dan tidak semua milenial akan memiliki preferensi yang sama.
Berikut adalah beberapa kemungkinan tren yang selaras dengan kaum milenial:
- Fokus pada masalah lingkungan
Generasi milenial cenderung sangat peduli dengan masalah lingkungan, termasuk perubahan iklim, energi terbarukan, dan keberlanjutan. Calon presiden yang memiliki komitmen kuat terhadap perlindungan lingkungan dan rencana aksi konkret untuk menghadapi perubahan iklim dapat menarik minat generasi milenial.
2. Kesetaraan dan Keadilan sosial
Generasi millenial sering memperjuangkan keadilan sosial, kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan inklusi. Mereka cenderung mendukung kandidat yang berkomitmen terhadap kesetaraan dan mencari solusi yang adil untuk masalah sosial yang dihadapi masyarakat.
3. Digitalisasi dan inovasi teknologi
Generasi milenial adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi digital dan cenderung tertarik dengan inovasi dan perkembangan teknologi. Kandidat presiden yang punya visi dan rencana untuk memajukan sektor teknologi, mendorong inovasi, dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan digitalisasi mungkin sangat menarik bagi mereka.
4. Kebebasan berekspresi
Generasi millenial sering menekankan pentingnya kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, dan kebebasan media. Mereka mungkin mencari kandidat presiden yang membela dan mempromosikan hak-hak ini, serta menentang upaya yang membatasi kebebasan mereka.
5. Ekonomi inklusif dan aksesibilitas
Generasi millenial sering dihadapkan pada kesulitan ekonomi dan kurangnya aksesibilitas terhadap peluang ekonomi. Kandidat presiden yang menawarkan rencana untuk meningkatkan mobilitas sosial, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan meningkatkan aksesibilitas ke pendidikan dan pekerjaan dapat memperoleh dukungan dari generasi milenial.
Itulah potret generasi millenial yang sejatinya diperhitungkan oleh para Calon Presiden yang akan bertarung di Pemilu 2024. Tentu saja, faktor-faktor lain seperti kampanye, kepribadian atau rekam jejak kandidat, dan isu-isu aktual yang muncul selama kampanye juga akan mempengaruhi preferensi pemilih. Dalam rangka memahami kekhawatiran-kekhawatiran kaum milenium, para kandidat presiden sangatlah penting untuk segera merancang platform dan rencana aksi yang tepat untuk memenangkan dukungan mereka yang jumlahnya sangat signifikan terhadap penentu kemanangan.
Wallahu ‘alam bish shawab!