Nama Uyun Mulyanah, S.Pd. M.M. mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para Ibu, para guru TK, para “penikmat” kajian parenting terutama di daerah kabupaten Bandung.
Seorang ibu kharismatik asal Majalaya Kabupaten Bandung ini merupakan praktisi pendidikan Anak Usia Dini. Selain menjadi seorang Kepala Taman Kanak-kanak, ia pun merupakan seorang terapis, konselor, ketua FKG PAI TK Kabupaten Bandung, Ketua IGTK Cabang Ibun, serta banyak lagi kesibukan positif lainnya yang pastinya sangat menginspirasi para Bunda di manapun berada.
Soal kenapa perempuan yang sering disapa akrab dengan panggilan ‘Umi’ ini sangat mencintai dunia pendidikan, alasannya sederhana tetapi begitu mulia. Uyun hanya ingin mencari keberkahan dan ketenangan karena melakukan sesuatu dengan hati dan diridhoi Allah SWT.
“Artinya memang di sinilah (di bidang pendidikan) potensi saya. Karena saya merasa senang melakukan hal ini. Memberikan pelatihan, mengajar anak-anak, mengikuti seminar berbayar sekalipun, saya tetap senang,” ujar Uyun.
Mengutip penyataan Uyun Mulyanah ketika mengisi Kajian Parenting yang dilaksanakan Ahad (5 Februari 2023) lalu, “Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan dengan jaminan kesejahteraan yang jauh lebih besar, hanya saja tidak mendapatkan ketentraman di sana. Akhirnya memutuskan untuk menjadi pendidik,” katanya.
Pernyataan tersebut sudah menimbulkan perenungan sendiri, bahwa dunia ini hanya sementara. Tujuan kita adalah akhirat yang kekal abadi di sana. Kita sebagai seorang ibu mendapatkan amanah besar yang kuliah pendidikan atau tidak, sejatinya seorang ibu adalah pendidik. Madrasah pertama bagi anak-anaknya. Orang yang bertugas untuk mengawal perkembangan dan menjadikan anak-anak sebagai apa di masa depannya karena tangan, pengasuhan, teladan dan pengajaran, serta ucapan dan doa kita sebagai ibunya.
Dalam kegiatan Kajian Parenting yang diinisiasi oleh Galaksi Kids sebuah lembaga bimbel yang kini terus maju pesat dengan bergerak di kegiatan-kegiatan positif, Uyun menjelaskan materi tentang bagaimana menjadi ibu yang hebat kepada puluhan peserta yang hadi mengikuti kegiatan tersebut di Masjid At-Thariq (samping Kantor Kecamatan Majalaya).
Dalam penjelasannya Umi memaparkan materi dengan sangat detail dari pukul 10:00 s.d. 12:00. Dimulai dengan mengajak peserta untuk sadar pada peran, tugas dan tanggung jawab seorang ibu sampai kepada tahapan-tahapan perkembangan manusia sejak dalam kandungan hingga menjelang dewasa dari berbagai sudut pandang.
Uyun Mulyanah pun mengupas tuntas keutamaan dan tugas seorang ibu terhadap anaknya yang di-SK-kan langsung oleh Allah SWT, serta keajaiban keberadaan ibu yang menjadi penyebab keridhoan Allah, menjadi malaikat penjaga, menjadi penyebab utama masuk surga bagi seorang anak, dan memiliki doa yang mustajab jika ia melangitkan doa untuk anaknya.
Maka dari itu, peserta diajak untuk melejitkan potensi anak, dengan terlebih dahulu memahami setiap masa perkembangan anak dengan terlebih dahulu mengajak para ibu untuk sabar dan menahan lisan, agar tidak sembarangan mengucapkan hal negatif terhadap anak dikhawatirkan menjadi doa. Ucapkanlah hal yang baik, agar kebaikan itu menjadi doa untuk anak dan kembali kepada kita sebagai ibunya.
Setiap anak terlahir dengan dibekali fitrah yang baik oleh Allah SWT. Tinggal bagaimana kita melejitkan fitrah-fitrah tersebut dengan cara yang arif.
Jika selama ini kita menganggap bahwa masa emas (golden age) pada anak hanya berada di usia Taman KAnak-kanak, maka Uyun Mulyanah membuka pikiran dan pemahaman kita, bahwa setiap masa usia anak ada masa emasnya.
Diambil dari materi yang dipaparkan Umi Uyun, masa perkembangan tersebut terdiri dari,
- Masa ta’lim ( 0-7 tahun)
Masa ini adalah masa anak berimajinasi dan berpikir abstrak, senang dengan keindahan, tetapi perasannya sangat kuat. Jika saja orangtua menanamkan sesuatu yang negatif, maka akan tertanam di hati dan pikiran mereka. Oleh karena itu, di masa ini lah orangtua memiliki kesempatan emas untuk menanamkan hal-hal yang baik dan positif, mengenalkan sedekah, ketuhanan dan keimanan, dan apapun hal positif dengan harapan bisa terkenang dan menempel menjadi pribadi yang diharapkan.
2. Masa Ta’rif (7-10 tahun)
Masa yang merupakan masa emas untuk melejitkan fitrah anak dalam belajar. Karena itu di masa usia ini ajarkan lah anak tentang ilmu pengetahuan dan bekali anak dengan pengalaman-pengalaman secara langsung. Umi menyarankan di masa ini untuk sering-sering mengajak anak bicara/ngobrol dan melakukan perjalanan/safar untuk memperluas wawasan anak.
3, Masa Taklif (10-15 tahun)
Masa ini adalah masa emas untuk melatih bakat, dan fitrah sosial. Pada masa ini kepekaan terhadap lingkungan, lawan jenis, orangtua dan sesama manusia mulai tumbuh. Jangan lewatkan masa ini untuk melatih leadership, kepedulian dan kepekaan sosial pada anak.
Setelah memaparkan tahapan masa perkembangan anak, Uyun berpesan kepada peserta kajian parenting, jika ingin melejitkan potensi anak, maka jangan pernah melewatkan masa emas mereka dengan keasyikan dengan pekerjaan, memasang alasan sibuk bekerja, atau bahkan sibuk dengan gadget dan media sosial.
Luangkan banyak waktu untuk mendampingi tumbuh kembang anak, karena setiap tahapan usia anak ada masa emasnya untuk kita menyisipkan pendidikan, kebiasaan baik, sikap yang baik dan ketaatannya kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours