Palestina Menangis
Oleh: Diantika IE
Palestina menangis di bawah langit yang pilu
Tubuh koyak diterpa siksa beratus tahun lamanya
Hati terbelenggu dalam penjara tanpa tembok
Di bawah bayang-bayang penjajahan yang tak berujung ia menderita
Darah segar mengalir basahi tanah yang subur
Di bawah langit kelabu yang kian bisu
Pohon-pohon merunduk dalam rintihan zikir
Menatap langit, mencari pertolongan; tak kunjung datang.
Dengan tatapan yang kosong anak-anak bertanya
“Kapan semua ini akan berakhir?
Tidakkah ada sedikit saja jeda untuk kami menikmati masa bahagia?
Kami merana, masa depanpun gelap gulita”
Mimpi mereka telah terenggut sebelum lahir
Kekejaman waktu telah mencurinya lebih dahulu
Di antara reruntuhan, mereka mencari keadilan
Di antara sunyi dan pilu mereka hanya bisa terdiam; beku
Lalu salah satu berteriak lantang, “bawa saja sekarang kami ke Surga!”
Di balik tirai asap perang yang kian pekat
Suara-suara rintihan memohon belas kasihan
Terdengar memekik, menyayat hati
Namun dunia ini berpaling, mengabaikan derita yang tak kunjung reda
Seolah kesedihan Palestina hanya desau angin belaka
Tapi Palestina tidak akan pernah menyerah begitu saja
Keyakinan tumbuh di setiap embusan napasnya
Semangat terus bergerak dalam hati tanpa batas
Meski langit kian gelap, semangat Palestina tidak akan pernah patah
Tetap berdiri, meski luka semakin berdarah-darah
Dengan harapan yang tepat menyala
Allah Subhanahu wa Taala akan selalu memberikan cahaya
Mari bersatu untuk Palestina, lakukan apapun yang kita bisa
Langitkan doa sekuat tenaga, demi kemerdekaannya dari belenggu penjajahan
Biar, biarlah puisi ini menjadi suara bagi yang terpinggirkan
Agar dunia mendengar jeritan keadilan yang tidak didengarkan
Kabupaten Bandung, 30 Mei 2024
+ There are no comments
Add yours