Prestasi anak lelaki kini bukan lagi soal nilai matematika yang rata-rata 100. Bukan lagi soal PR yang gak pernah ketinggalan, datang ke sekolah gak pernah terlambat, ranking terus di kelas tiap semester.
Prestasi anak lelaki adalah tanggung jawabnya, kemandirian dan keberaniannya, kemampuannya mengakui kesalahan dan kelemahan diri, kemauan kerasnya untuk terus menerus berusaha jadi yang terbaik.
So, ini pendapat saya sebagai seorang pendidik yang kerap mendapati kasus-kasus anak lelaki yang diproteksi berlebihan sama Mamanya dan sebagai seorang ibu yang punya anak lelaki. Para orangtua sebaiknya tidak lagi terlalu menuntut anak lelaki untuk rajin belajar, kutu buku, sampai lupa bermain bola. Lupa main layangan dan kelereng, lupa bergaul dengan teman-teman sebayanya. Akhirnya didikan para orangtua menghasilkan anak lelaki penakut, pemalu, minder, dan tidak punya jiwa kompetisi yang mumpuni.
Anak lelaki harus berani. Membiarkan mereka menemukan hal-hal baru dalam hidup di bawah pengawasan dan bimbingan kita jauh lebih dibandingkan dengan mengurung mereka terlalu ketat dengan alasan takut terpengaruh hal buruk.
Sikap Over protective dari orangtua lah yang justru disinyalir akan menjadi anak lelaki tidak tahu apa-apa soal hal di luar dirinya.
Jangan egois, bekali mereka dengan pengetahuan dan keberanian untuk dijadikannya modal menjadi seorang “laki-laki yang laki” di masa depan.
Bukankah kini para perempuan muda juga lebih suka sama bad boy daripada sama bookworm? Karena seorang badboy dianggap jauh lebih gentle dan bisa diandalkan dalam menghadapi kenyataan hidup.
Itu artinya, anak yang bisa bergaul jauh lebih menjanjikan masa depannya daripada mereka yang hanya dikurung dengan buku-buku.
Dah gitu aja.
+ There are no comments
Add yours