Muqaddimah
Deklarasi yang dilakukan Pasangan Bacapres Anies Baswean dan Bacawapres Abdul Muhaemin Iskandar telah membuat kaget jagat perpolitikan Indonesia. Terutama elit parpol kubu pemerintah yang telah punya jagoan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Betapa tidak, pasangan yang tidak pernah “pacaran” itu sebegitu cepat di “rapalan” bak pengantin yang seolah sudah hamil duluan.
Deklarasi sengaja dilakukan Surabaya Jawa Timur, tepatnya di Hotel Majapahit yang dulu di kenal nama hotel Yamato tempat arek-arek Surabaya merobek bendera Belanda yang kemudian diganti oleh bendera Merah Putih.
Selain membuat kaget calon lawan di Pilpres, deklarasi pasangan Amin juga meninggalkan luka mendalam bagi “pacar” lama Anies, yaitu Agus Yudhoyono Harimurti atau dikenal dengan sebutan AHY. Atas petuah bapaknya, SBY yang juga sebagai majelis tinggi partai, memutuskan untuk hengkang dari “berjamaah” dengan Nasdem dan PKS yang sudah lama menjalin asmara politik. Akhirnya AHY (partai Demokrat) mengalami cedera disleding ekspektasi cawapres.
Mari kita analisa peluang pasangan Amin ini. Otak game pemasangan Amin ini adalah politisi kawakan yang punya visi cemerlang, yaitu Surya Paloh. Dia sebenarnya meng-amini pilihan Anies yaitu AHY. Namun jika pasangan Anies-AHY lanjut di “rapalan”, Surya Paloh memandang bahwa untuk menang dalam pertarungan Pilpres 2024 membutuhkan tenaga ekstra. Bahkan bisa jadi malah mengalami kekalahan. Akhirnya politik “yuwaswisu” dia jajaki bertemu dengan ketua Umum PKB, Muhaemin Iskandar.
Alhamdulillah, gayung bersambut. Gus Imin yang sedang “linglung” dilanda kabut ketidakjelasan (di Ganjar tidak dapat tawaran Cawapres, di Prabowo-pun tidak) bak mendapat durian runtuh. Bagi Gus Imin, tawaran Surya Paloh ini adalah blessing in disguese.
Pasangan Amin ini seolah mengingatkan pada tahun 1950 dalam susunan zaken kabinet NKRI setelah pemerintahan Republik Indonesia Serikat. Natsir sebagai Perdana Menteri dari golongan sekolahan barat (partai Masyumi), Wahid Hasyim sebagai menteri Agama dari golongan santri (NU). Anies dari golongan Sekolahan/didikan barat, Gus Imin dari golongan santri.
Peluang Kemenangan Pasangan Amin
Melihat peluang pasangan Amin dalam mendulang suara, secara hitung-hitungan punya peluang untuk menang dalam pilpres 2024. Pesona Anies yang punya kualitas dan mutu pribadi mempuni, punya daya dobrak besar bagi masyarakat yang memiliki “akal sehat”. Pemilih Prabowo di pemilu 2019 mayoritas akan beralih ke Anies. Pihak pemilih NU pun mayoritas akan tergiring ke pasangan Amin ini. Mengapa? Pemilih NU yang terbagi dalam berbagai sebutan, NU garis “lurus”, dan NU garis “kreatif” dipastikan akan kompak memilih pasangan ini.
NU garis “lurus” yang diwakili kiayi-kiayi kharismatik disinyalir tertarik dengan sosok Anies akan mulus milih Anies. NU garis “kreatif” yang diwakili oleh kiayi-kiayi yang bermain dalam aksi politik praktis akan mulus memilih Gus Imin. Menakar perhitungan ini, maka kemenangan pasangan Amin ini sudah terukur.
Visi yang Bisa Merubah Nasib Bangsa
Dalam pidato sambutannya Anies berulang kali mengatakan. Bahwa Pemilu bukan hanya melakukan pergantian kepemimpian rutinitas 5 tahunan. Yang terpenting adalah bagaimana Pemilu ini bisa mewujudkan janji kemerdekaan, yaitu menggelar kesejahteraan, keadilan sosial dan juga mencerdaskan bangsa.
Anies juga mengajak untuk bergandengan tangan, mendaki bersama menjemput kebaikan untuk bangsa Indonesia.
Anies dengan retorikanya yang memukau ditambah dengan rekam jejaknya yang bertabur prestasi saat memimpin DKI, insya Allah akan menghipnotis pemilih Indonesia.
Wallahu ‘alam
+ There are no comments
Add yours