Marsya Wasifah siswa bertalenta dari SDN Wangisagara 02 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Anak perempuan yang sedang beranjak remaja kelahiran Februari 2012 ini merupakan siswa kelas 6 (sekarang lulus) dari sekolahnya.
Saat ditemui, Marsya baru saja tampil di acara kenaikan kelas dan perpisahan sekolahnya yang bertempat di Gedung Kampung Budaya Pasir Garut RT 01 RW 09 Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya, Bandung (Jumat/28 Juni 2024).
Marsya tampil dengan sangat percaya diri membawakan sebuah tarian. Lenggak-lenggok dan liuk tubuhnya saat menari membuat tari yang dibawakan Marsya begitu sempurna. Marsya begitu memukau bak seorang bintang. Penonton pun bersorsak merasa terhibur. Tidak jarang yang berdecak kagum memberikan pujian atas penampilannya itu.
Saat ditanya sejak kapan ia menggeluti dunia tari, gadis yang merupakan anak pertama dari pasangan bapak Agus Firman dan ibu Imas Windasari tersebut, mengaku bahwa ia menyenangi dunia tari sejak kecil dan mulai bergabung di Sanggar Tisasora sejak kelas empat. Hal itu dilakukan sebagai upaya agar hobi dan bakatnya terus tersalurkan.
“Sejak kelas 4 gabung di sanggar Tisasora. Sanggarnya ada dua di Bandung dan di Majalaya,” ujarnya.
Marsya mengikuti latihan saat libur sekolah, yaitu tiap hari Minggu agar tidak mengganggu kegiatan sekolah, sekaligus sebagai pengisi hari libur.
Marsya pun mengaku bahwa darah seninya ini turun dari sang ayah yang juga memiliki bakat seni.
Soal menari, Marsya menyatakan bahwa ini adalah kesenangan dan hobi yang mengalir begitu saja. Karena ketika ditanya soal cita-citanya sendiri, Marsya mengaku bahwa ka ingin menjadi seorang dokter.
“Ingin jadi dokter sih, nari itu hobi aja,” ucapnya.
Marsya yang kini telah lulus dari Sekolah Dasar, akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMP dan berniat akan melanjutkan hobinya dan terus latihan di sanggar, meskipun nanti sudah duduk di bangku SMP.
Bukan hanya memberikan tampilan saat kenaikan kelas, Marsya juga banyak tampil di berbagai kegiatan termasuk memiliki pengalaman tampil di bebera even lomba. Di antaranya adalah lomba yang diselenggarakan di BEC tahun 2023, dan di Transmart Bandung tahun 2024 (mendapat gelar sebagai juara 2).
Meskipun hari ini semakin marak tarian modern, Marsya mengaku tetap mencintai tarian tradisional dan tidak malu melestarikan kebudayaan Indonesia, khusunya kebudayaan daerah Jawa Barat.
“Enggak, enggak malu. Gak suka nge-dance, sukanya ini (tarian tradisional) saja,” jawab Marsya ketika ditanya soal pandangannya terhadap tarian tradisional dan modern.
Terus berprestasi dengan seni tradisi
Dibalik hiruk pikuk modernisasi dan digitalisasi.
Semangat dan semangatlah
Semoga semakin banyak siswa yang seperti Ananda Marsya. Aamiin yaa robbal alamiin.