
Lirik lagu kenangan atau lagu lawas masa kecil apa yang sampai sekarang tidak bisa dilupakan? Apakah lagu Nina Bobo yang suka dinyanyikan ibu saat menjelang tidur? Atau nyanyian permainan yang kerap dinyanyikan bersama teman-teman?
Saya juga punya sebuah kenangan yang sangat lekat di dalam benak. Selain karena isi lagunya bermakna, lagu ini juga membuat kenangan tersendiri sampai sekarang.
Lirik lagu Guru Teladan yang dinyanyikan Nenden era 80-an. Ada yang tahu?
Dia…
Yang tulus memapah bukakan
Pintu tuk menuntun ilmu
Membimbing diriku meraih cita
Walaupun awan kelabu selalu menyelimuti
Dia…
Yang tak pernah lelah walaupun
Derita datang menerpa
Bagai lentera di tengah samudera
Pancarkan terang abadi
memancar sampai di ketepian
Reff.
Jasamu terukir di hati
Tanamkan rasa cinta sesama
Baktimu bagi tanah persada
Lahirkan tunas berwibawa
Wahai guru teladan namamu harum untuk selamanya
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa.
Liriknya dalam banget kan…?
Lagu itu mengingatkan saya pada sebuah kejadian yang kalau inget, bisa bikin mesem-mesem sendiri.
Saat itu saya duduk di kelas dua SD Negeri 1 Indragiri. Sekolah yang berada di Desa Indragiri Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis. Ayah adalah salah satu guru di tempat saya sekolah itu.
Saat itu akan diselenggarakan acara kenaikan kelas. Sejak sebulan sebelum waktu itu datang ayah meminta saya untuk tampil di panggung untuk nyanyi, solo vocal pakai minus-one.
“Mau ya, biar Teteh berani dan terbiasa tampil,” bujuk ayah.
Lagunya pun saya hafalkan, sebuah lagu dari penyanyi lawas yang saya sendiri tidak tahu rupa wajahnya seperti apa. Namun suaranya memang sangat bagus. Kata ayah nama penyanyinya adalah Nenden. Seorang penyanyi anak yang bersuara emas meskipun menyandang tuna netra.
Lirik lagu-lagunya pun menginspirasi. Satu album saat itu bisa saya nyanyikan meskipun kini sudah lupa lagi.
Setiap hari saya latihan dengan semangat, ayah tentunya bangga melihat putrinya mau tampil di panggung. Tujuan ayah untuk melatih keberanian anaknya akan terwujud.
Namun tahu gak? Pas hari itu datang, tiba-tiba nyali saya menciut. Melihat penonton yang begitu banyak di depan panggung, membuat lutut terasa begitu lemas seketika. Padahal saat itu saya sudah siap dengan costum terbaik lengkap dengan sepatu kulit asli berhak tinggi semacam sepatu jenggel yang baru saja dibeli. Padahal satu hari sebelumnya, saya begitu senang saat melakukan geladi. Seolah tidak sabar ingin segera naik ke panggung dengan bangga hati akan menampilkan yang terbaik.
MC memanggil nama saya sesuai urutan tampilan. Kaki saya semakin lemas, tubuh gemetar. Ayah membujuk berkali-kali dan memberikan kode kepada MC untuk menggantikan tampilan dengan yang sudah siap.
Satu dua tampilan lewat, saya masih belum selesai dengan rasa takut saya.
Akhirnya ayah mengalah, dan kembali memberikan kode kepada MC agar tidak memanggil lagi nama saya. Saya merasa lega, tetapi sedetik kemudian nyali ini kembali menciut, membayangkan apa yang akan terjadi di rumah nanti, setelah acara kenaikan ini selesai.
Hm hm, itulah pengalaman saya dengan lagu ini. Ada yang tahu dan hafal lagunya?