
“Merawat buku sama dengan menjaga keabadian ilmu”
Buku adalah jendela dunia yang memuat kekayaan pengetahuan, imajinasi, dan peradaban. Layaknya harta berharga, ia memerlukan perawatan khusus agar tetap awet dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Merawat buku bukan sekadar menjaga fisiknya, tetapi juga merawat warisan intelektual yang terkandung di dalamnya. Dengan sedikit usaha, kita dapat memastikan bahwa setiap halaman tetap utuh, kata-kata tak pudar, dan ilmu di dalamnya tetap abadi.
Lingkungan yang Tepat untuk Buku
Langkah pertama merawat buku dimulai dari memilih tempat penyimpanan yang ideal. Rak terbuka menjadi pilihan terbaik karena memastikan sirkulasi udara lancar, mencegah lembap yang memicu jamur. Hindari meletakkan buku di dekat jendela atau area terpapar sinar matahari langsung, sebab paparan UV dapat membuat kertas menguning dan rapuh. Suhu ruangan yang stabil, sekitar 19–22°C, juga penting untuk mencegah deformasi pada sampul atau halaman. Jika perlu, tambahkan silica gel atau kamper di sekitar rak untuk menyerap kelembapan dan mengusir serangga perusak.
Sampul plastik transparan bisa menjadi pelindung tambahan, terutama untuk buku langka atau sering dibaca. Namun, pastikan plastik tidak terlalu ketat agar tidak menjebak uap air. Selain itu, pisahkan buku yang rusak—seperti halaman terlepas atau terkena noda—dari koleksi lainnya untuk mencegah kerusakan menyebar.
Kebiasaan Membaca yang Ramah Buku
Ketika membaca, hindari kebiasaan yang merusak fisik buku. Menekuk halaman atau membaliknya hingga 180 derajat dapat meninggalkan bekas permanen. Gunakan penanda buku sederhana—selembar kertas atau pita—untuk menandai halaman terakhir. Jika membaca sambil makan, letakkan alas di bawah buku untuk menghindari noda minyak atau remahan. Tangan yang bersih juga penting; debu atau keringat dapat meresap ke kertas dan mempercepat kerusakan.
Perawatan Berkala dan Penanganan Kerusakan
Bersihkan rak buku secara rutin dengan lap kering untuk menghilangkan debu yang menumpuk. Jika ditemukan jamur, taburkan baking soda pada area terkontaminasi, diamkan beberapa jam, lalu usap perlahan. Untuk bau apek, letakkan arang aktif atau koran bekas di antara halaman selama beberapa hari.
Jangan ragu memperbaiki buku yang rusak. Rekatkan halaman lepas dengan lem khusus buku, atau bawa ke tukang jilid profesional jika kerusakan parah. Perlakuan ini tidak hanya memperpanjang usia buku, tetapi juga menunjukkan penghargaan terhadap ilmu di dalamnya.
Buku sebagai Warisan
Merawat buku adalah bentuk penghormatan pada proses penciptaan ilmu. Setiap halaman yang terjaga adalah cerita yang tetap hidup, gagasan yang terus bergulir, dan warisan yang tak lekang waktu. Dengan menjaga buku, kita tak hanya memelihara kertas dan tinta, tetapi juga memastikan bahwa pengetahuan tetap menyala—dari masa ke masa, dari tangan ke tangan. Mari jadikan buku sebagai sahabat abadi yang selalu siap membuka pintu dunia, hari ini dan esok.