Sesuatu yang Kerap Membuatku Hilang Arah

Estimated read time 2 min read
Share This:
See also  Mahalnya Sebuah Pengalaman dan Berharganya Tafakur

hilang arah

Lama sudah aku merenung. Melakukan refleksi diri atas semua terjadi belakangan ini. Entah mengapa, akhir-akhir ini aku merasa hilang arah. Tidak seperti biasanya, rasanya limbung. Ada sesuatu yang hilang dari diriku. Sekeping semangat sirna menyebabkan semua rutinitasku terasa hampa.

Setelah melakukan perenungan, memang begitu banyak faktor yang bisa membuatku hilang arah. Baik faktor yang datang dari luar maupun dari dalam diriku sendiri.

Kadang-kadang, hal itu disebabkan oleh harapan yang terlalu tinggi terhadap sesuatu atau seseorang. Harapan-harapan ini bisa membuatku kecewa ketika realitas tidak sesuai dengan ekspektasi yang telah kubangun.

Kadang-kadang, aku kehilangan arah karena lupa akan tujuan dan prinsip-prinsip yang telah kutetapkan sebelumnya. Dalam kesibukan sehari-hari, mudah sekali terjebak dalam rutinitas dan kehilangan jejak atas apa yang sebenarnya ingin kucapai.

Selain itu, faktor eksternal seperti teman-teman juga bisa menjadi penyebab. Ada kalanya pengaruh dari kawan-kawan, baik secara sadar maupun tidak, membuatku melenceng dari jalur yang seharusnya. Teman yang seharusnya mendukung malah kadang membawa pengaruh negatif.

Tidak jarang, diriku sendiri menjadi penghalang terbesar. Keraguan, ketakutan, dan ketidakpastian yang muncul dari dalam diri sering kali membuatku terhenti dan kehilangan arah. Emosi yang tidak terkendali juga memainkan peran besar. Ketika emosi mendominasi pikiran, keputusan yang diambil cenderung tidak rasional dan berpotensi merusak.

Selain itu, kurangnya partner diskusi yang benar-benar mampu memberikan pertimbangan matang atas keputusan yang hendak diambil juga menjadi penyebab. Partner yang hanya mengangguk setuju tanpa memberikan pandangan kritis tidak membantu dalam proses pengambilan keputusan yang bijak. Kehilangan figur yang bisa diajak bertukar pikiran dengan jujur dan konstruktif membuatku merasa seolah berjalan sendirian di tengah kegelapan.

See also  Will Never Marry You (2)

Dalam menghadapi semua ini, penting untuk selalu mengingat tujuan utama dan menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekitarku. Refleksi diri yang rutin dan membuka diri terhadap masukan yang konstruktif dapat membantu menjaga arah dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan hidup yang telah kutetapkan.

Tungtung Dunya, Pakenjeng, 19 Juni 2024.

Share This:
Nurdin Qusyaeri

Dosen IAI Persis Bandung, Penulis Buku Natsir Dari Persis Untuk Indonesia

Kamu Mungkin Suka

Tulisan Lainnya

+ There are no comments

Add yours