Hanya pada dunia aku bersuara
Hanya pada samudera aku bercerita
Pada mereka keluhku pernah riuh
Pada mereka tangisku mengiris
Air mataku bak air terjun
Jeritanku terdengar seperti petir
Ma.
Aku pernah bertanya pada mereka
Kenapa aku harus menjadi anak piatu saat itu?
Ya, saat kamu pergi lebih dulu
Tenggorokanku pedih Ma. Sakit
Saat aku mendapati bqhwa jiwaku hampir padan dan seperti dicekik takdir
Dulu aku sulit menerima
Hari ini aku menemukan diriku yang baru
Yang tak punya siapa-siapa
Hanya punya jiwa
Jiwa yang hampir patah
Jiwa yang setiap hari ku rakit untuk menghadapi rasa sakit
Mama yang tenang di sana
Jangan pernah mengkhawatirkanku
Aku tenang
Menenangkan diri
+ There are no comments
Add yours