
Selamat menjalani shaum Ramadan 1445 H bagi kaum muslimin dan muslimat, dalam perjalanan refleksi yang mendalam mengenai makna sejati Ramadan. Bulan penuh berkah ini tidak hanya sekadar tentang menahan lapar, haus dan menahan hubungan suami-istri di siang hari, melainkan merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan perjuangan spiritual kita.
Dalam suasana yang penuh keberkahan ini, mari kita bersama-sama menjelajahi hikmah dari ajaran Imam Al-Ghazali mengenai tiga musuh utama manusia: Dunia, Syetan, dan Nafsu. Melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap musuh-musuh ini, diharapkan kita dapat memperkuat diri untuk meraih kemenangan dalam dunia dan akhirat
Imam Al-Ghazali mengungkapkan, “Lawan utama manusia adalah tiga: Dunianya, Syetannya, dan Nafsunya. Waspada terhadap godaan dunia dengan zuhud, lawanlah syetan dengan penolakan, dan kalahkan hawa nafsu dengan menahan diri dari syahwat.” (Ihya Ulumuddin, III: 66)
Kunci utama keberhasilan manusia, dalam segala aspek kehidupan, terletak pada kemampuannya menghadapi musuh-musuhnya. Ini adalah hakikat perjuangan; musuh bertugas menghambat dan menghancurkan, sementara kita ditugaskan untuk mengenali serta mengatasi mereka. Begitu juga dengan keberhasilan hidup, yang sejati adalah keselamatan di dunia dan akhirat.
Imam Ghazali merangkum tiga musuh yang dapat merugikan kita. Meskipun dunia adalah tempat atau ladang melakukan amal, namun jika tidak dihadapi dengan hati-hati, ia dapat menjadi musuh. Zuhud adalah senjata untuk menanggulanginya. Zuhud bukanlah meninggalkan dunia, melainkan mengabaikan ketertarikan dunia demi mencapai kesuksesan akhirat.
Tentang syetan, meskipun semua menyadari bahwa ia adalah musuh utama, namun banyak yang tidak menyadarinya atau bahkan bersahabat dengannya. Oleh karena itu, kita harus menganggap syetan sebagai musuh dan menolak segala rayuannya. Allah berfirman,
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS Fathir: 6).
Begitu juga dengan hawa nafsu, yang sering kali menghantarkan kita pada kejelekan. Akar masalahnya terletak pada syahwat, yang merupakan “mendahulukan hawa nafsu daripada keta’atan kepada Allah”. Oleh karena itu, lawanlah hawa nafsu dengan menahan diri dari syahwat.
Bulan Ramadan adalah pelatihan untuk menghadapi musuh-musuh tersebut, agar kita dapat selamat di dunia dan akhirat.
Wallahu ‘alam bis shawab!