Etika dan pelajaran moral
Mengajarkan etika dan moral sudah dilakukan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang walaupun setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda. Kedua hal tersebut akan selalu berguna di manapun berada. Sepandai dan setinggi apapun pendidikan seseorang, jika tidak menguasai tatakrama dan etika sopan santun yang benar, maka akan banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam hidupnya.
Pengangkatan dan perekrutan pegawai yang dulu diukur dari Ijazah dan IPK tinggi, kini telah bergeser kepada penilaian sikap-sikap sosial yang dimiliki calon pelamar kerja. Saat perusahaan mencantumkan syarat, “mampu bekerja sama dengan tim”, itu artinya sikap lah yang jauh lebih utama dibandingkan dengan kecerdasan pelamar kerja.
Perusahaan-perusahaan besar yang yang ingin maju pesat, sangat mengutamakan sikap dan loyalitas calon karyawannya sebelum akhirnya dinyatakan diterima sebagai karyawan. Tidak jarang, perusahaan yang mengeluarkan karyawannya yang beratittude buruk karena dianggap membahayakan kelangsungan perusahaan.
Sebagai orangtua tentunya kita ingin masa depan anak-anak kita cerah gemilang.
Karena itu, membekali mereka pendidikan moral dan etika rasanya jauh lebih penting jika dibandingkan dengan terus memupuk harta benda untuk diwariskan kepadanya. Sudah selaiknya kita membekali anak-anak dengan pendidikan etika sedini mungkin. Agar kelak mereka tidak terjebak masalah yang ditimbulkan oleh kepribadiannya yang buruk dan kurang menyenangkan.
Dijauhi teman-teman dan kerap ditegur guru, karena kedapatan berkata kotor ketika proses pembelajaran, adalah masalah paling urgen yang akan dialami anak-anak di usia sekolah. Yang paling membahayakan adalah, ketika mereka beranjak dewasa, saat yang lainnya sudah memiliki prestasi yang gemilang, anak kita malah terjebak dalam lingkaran pertemanan yang bermasalah.
Tentunya sebuah mimpi buruk setiap orangtua, jika anak dewasa nanti sulit mendapatkan pekerjaan, sukar mendapatkan relasi, bahkan sampai sulit menemukan pasangan hidup karena kesalahan kita dalam mendidik dan memilihkan lingkunga terbaik bagi anak-anak kita. Sungguh jangan sampai hal itu terjadi.
Setidaknya ada empat hal penting yang perlu diajarkan kepada anak-anak sejak dini, dengan memerhatikan jenjang usianya.
1. Membiasakan 4 frasa penting
Untuk mengajarkan etika pada si kecil, kita bisa memulainya dengan mengajaknya untuk membiasakan mengucapkan beberapa frasa penting. Misalnya, “terima kasih”, “mohon maaf’, “minta tolong”, dan “bolehkah saya”.
Jelaskan kepada mereka dengan penuh kesabaran alasan kapan dan mengapa frasa-frasa tersebut perlu digunakan. Beri mereka motivasi, bahwa jika terbiasa melakukannya, maka mereka akan senantiasa dihargai dan menjadi anak hebat karena sudah menghargai orang lain
2. Berintonasi yang sopan
Banyak ditemukan kasus anak sekolah berbicara dengan sesama teman bahkan ketika berbicara dengan guru dengan nada bicara yang tinggi. Berteriak, membentak atau menghardik teman dengan kalimat yang tidak menyenangkan.
Ajarkan mereka untuk senantiasa berkata sopan di rumah, diawali oleh kita sebagai orangtuanya. Ketika anak sudah terbiasa melakukannya, insyaallah akan selalu menjaga lisan dan ucapannya di hadapan orang lain.
3. Tumbuhkan rasa empati
Dewasa ini, banyak anak muda yang tidak memiliki kepedulian kepada sesama. Tidak senang menolong, tidak suka bergotong royong, malas menjaga kebersihan, gemar menganggu teman, bahkan abai pada aturan dan nasihat orangtua dan gurunya. Hal tersebut tentu timbul karena tidak memiliki rasa empati.
Mulailah ajarkan ia berempati dengan memberikan teladan kepada mereka. Mulailah dari hal-hal yang kecil. Misalkan, memotivasi anak untuk membantu neneknya mengambilkan minum, tidak membuat kegaduhan saat kakak belajar, membantu ayah mencuci kendaraan, atau membantu ibu membereskan tempat tidur dan menyapu halaman. Bunda bisa juga mengajarkan anak menyisihkan untuk uang santunan anak-anak yatim dan kaun duafa.
4. Ajarkan sikap yang baik saat makan
Banyak orang yang tidak nyaman dengan suara ‘berdecak” saat makan dan mengunyah, sendawa yang bersuara, serta cara-cara makan yang kurang beretika. Manfaatkanlah momen makan bersama keluarga sebagai waktu untuk mengajarkan anak etika makan.
Ajarkan ia bagaimana caranya mengambil maknan, cara mengelap mulut dengan benar, cara menggunakan sendok dan garpu serta aturan-aturan makan lain. Tentu saja, hal itu bisa membekali dan menyelamatkan mereka di manapun mereka berada.
Semoga kita mampu menjadi orangtua yang baik. Memberikan bekal yang lebih berharga daripada sekadar uang dan harta benda. Bekali anak-anak dengan pendidikan etika. Nisacaya ia akan mampu menempatkan diri dengan tepat di mana saja.
Semoga bermanfaat.
* Artikel ini pernah dipublikasi di website Yayasan mutiara Embun Pagi.
+ There are no comments
Add yours