Oleh, Diantika IE
pekerja kecil menangis meratapi nasib
bertaruh nyawa demi agar perutnya terisi nasi
anak istri kurus kering
apalagi dirinya, tubuh kerontang tinggal lah tulang
angin berembus tidak lagi jadi penyejuk
gulita malam pantang mengundang lelap
jangankan tertidur pulas dalam pekat
racun dan tiang gantungan jauh lebih memikat
jika mata memejam
kepala sakit dihantam beban pikiran
dada sesak rusuk terasa luluh lantak
sebab dendam bersarang di sana
panasnya membakar hangus semangat yang sudah lama
pupus
senyuman Tuan yang penuh seringai
andai dicampur gula tidak akan pernah bisa jadi penawar luka
apalagi telunjuk lentik yang sering menjentik
membuat perih kian bertambah perih
letih kian letih membuat raga semakin ringkih
hatinya sibuk bertanya
tidakkah ingin Tuan sejenak menoleh
sekadar belajar menilik hidup
bahwa tidak semua yang dikatakan berbanding lurus dengan kenyataan
tidak semua yang dianggap mudah di kepala benar mudah adanya
tak ayal sesuatu harus diselesaikan susah payah dengan berjuta rasa lelah
malah disambut hujatan sumpah serapah
tidakkah Tuan bisa duduk sebentar?
sekadar belajar bahwa menjalani mandat tidak semudah membalik telapak tangan
tidak selurus jalan atau telunjuk Tuan
yang dengan mudah menata satu persatu kesalahan
atau,
cobalah sejenak kita bertukar
kami di sana tanpa beban di kepala
dan Tuan di sini bergumul dengan sumpah serapah bahkan kadang
dianggap sebagai
sampah!
Solokanjeruk, 010923
+ There are no comments
Add yours