Mama hebat ku. Ya, dia adalah mamaku. Perempuan terhebat dalam hidupku. Meskipun banyak tetangga yang bilang dengan nada mirig; mama itu entah manusia atau bukan.
Hm, mungkin anggapan mereka seperti itu karena mama termasuk orang yang sangat jarang bersosialisasi katanya.
Aku mengerti betul bagaimana dia, yang penting bagiku adalah mama sudah jadi dunia terindah untukku selamanya dan takkan terganti.
Saat aku berdua dengan mama aku menjadi seperti mama yang sangat menyukai rumah sampai tak betah di tempat lain lama-lama. Kalau lagi main ke rumah temen pasti maunya cepat pulang. Entah kenapa ternyata benar kata mama bahwa rumah itu hangat dan akan menjadi magnet bagi penghuninya.
Seperti mama, dia adalah alasan kenapa aku pulang. Mamaku rela menahan rasa sakit untuk bertemu aku dulu di hari lahirku dan bahkan setelahnya mama juga banyak merelakan perubahan-perubahan cara hidup dan pola pikir mama yang tersita karena hadirnya aku. Mama juga menjadi sangat hebat di mataku ketika dia hampir menemui dokter bedah setelah mengalami mastitis demi mengASIhiku. Sampai sekarang mama juga rela menahan banyak keinginan dan keperluan demi mendahulukan perlengkapanku entah bajuku yang lucu, sepatuku yang cepat sempit, dan aksesorisku yang kata mama bisa membuat aku makin cantik.
Mama pernah bilang sama aku kalau dia minta maaf nggak bisa banyak beli baju karena prinsip mama hanya saat bajuku sudah tidak muat baru deh mama dan apa beli yang baru, jadi katanya maaf kalau bajunya cuma itu-itu aja.
Aku menjawab permintaan maaf mamaku dengan hati yang lapang “Mama jangan malu ya karena aku pakai baju yang sering orang lain lihat dan ini ini saja asalkan tiap hari ada mama di samping aku, nggak apa-apa aku makan hanya dengan sayur dan tempe juga telur setiap hari asal ada mama saat aku makan. Bahkan saking sulitnya aku jauh dari mama sampai aku merasa kesulitan tanpa mama.
Ya, setakut itu aku jauh dari mama. Padahal bapa yang katanya sayang sama mama tapi aku tak pernah lihat bapa sampai selekat ini. Perasaan apakah ini ma? Apakah ini lebih dari cinta?”
Mama sering cerita kalau mama ditinggal nenek saat berusia sebelas tahun. Sedikitpun aku tak sanggup membayangkan kalau mama dan bapa tidak ada di sini.
Seperti yang sering dikatakan mama setelah nenek tidak ada mama setiap hari merasa sepi, dingin, bingung, bahkan sering tiba-tiba sakit hati. Kata mama aku harus banyak berdoa supaya terus sabar dan lapang hati juga banyak bersyukur karena saat ini aku punya orang tua yang lengkap serta masih menemani hari-hariku
Aku sering bilang dalam doa, mudahkan segala usaha mama dan bapa dalam menjalankan tugasnya masing-masing, menjadi orang tua untukku sepertinya sangat sulit ya allah, lindungi mereka dari bahaya dan panjangkan umur mereka, berikan hidup yang tentram untuk mereka agar bisa menyaksikan keberhasilanku dalam keadaan hati yang damai.
Terima kasih mama hebat ku, mau salah ataupun benar anggapan orang lain tentang mama tapi mama tetap nomor satu di hati aku. I love you mama.
+ There are no comments
Add yours