Sudah Musim Penerimaan Siswa Baru, Inilah Langkah yang Harus Dilakukan Bunda Agar Tidak Salah Memilih Sekolah
Semester dua tahun pelajaran 2023/2024 setidaknya sudah berjalan dua bulan. Waktu akan berjalan begitu cepat. Sebentar lagi para bunda harus bersiap untuk memilihkan sekolah terbaik bagi putra/putrinya.
Meskipun tahun ajaran baru akan dimulai Juli mendatang, tetapi beberapa sekolah swasta sudah membuka pendaftaran jauh-jauh hari. Bahkan tidak sedikit yang malah sudah “menutup diri” karena memang kuotanya sudah terpenuhi. Hal itu disebabkan karena memang sekolah tersebut adalah sekolah yang banyak diburu dan dikejar para orangtua siswa. Alasan pemilihan sekolah pun tentunya beragam.
Sekolah yang banyak diburu itu biasanya, karena sekolah tersebut unggul dalam prestasi, unggul fasilitas kenyamanan, keamanan, kebersihan dan lain-lain. Termasuk juga unggul dari segi pelayanan.
Banyak sekolah yang bangunannya biasa saja tetapi memiliki pelayanan yang “sat set, tas tes”. Saking cepat tanggapnya, banyak orangtua yang merasa nyaman menyekolahkan anak-anaknya di sana.
Ada pula sekolahnya yang “tegas” menerapkan peraturan. Sehingga siswanya menjadi disiplin dan berdedikasi tinggi.
Akan tetapi, di luar alasan-alasan tersebut ada beberapa langkah yang masih harus Bunda tempuh agar tidak sampai salah pilih sekolah. Tidak lantas karena menurut kebanyakan orang itu baik, lalu mentah-mentah menjatuhkan pilihan tanpa berusaha mencari sendiri kepastiannya.
Memang, tidak ada lembaga yang sempurna. Namun, meminimalisir kekeliruan dan memilih yang paling baik dari yang baik itu akan sangat membantu kelancaran dan keselamatan masa depan anak-anak kita.
Bukankah semua orangtua ingin anaknya menjadi pribadi yang bukan hanya pintar? Kesalihan dan karakter baik yang tertanam dalam diri anak tentunya menjadi cita-cita dan tujuan orangtua menyekolahkan anak.
Mari, Bunda kita lanjutkan membaca. Langkah ini akan membantu kita dalam memilih sekolah yang tepat untuk pendidikan anak-anak kita.
Setiap sekolah tentunya memiliki identitas yang di antaranya terdiri dari program unggulan, lokasi dan letak geografis, luas tanah dan bangunan, akreditasi, dll yang bisa Bunda dapatkan dengan mendatangi sekolahnya langsung atau dicari di mesin pencarian. Profil sekolah akan muncul di sana.
Selain itu, tidak sedikit sekolah yang sudah memiliki website resmi tersendiri. Maka, puas-puaskan lah Bunda mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang sekolah tersebut. Mulai dari kegiatan pembelajaran, penampakan bangunan, dan hal penting lainnya. Biasanya, website sekolah yang baik, akan selalu menyuguhkan semua informasi yang memang sengaja ditunjukkan kepada khalayak agar sekolahnya semakin dikenal.
2. Stalking Gurunya
Setelah mengetahui profil sekolah secara lengkap, jangan dulu langsung mengambil keputusan, Bunda. Tahan sebentar. Bunda masih harus melakukan langkah yang sangat penting. Yaitu, mengetahui siapa saja guru yang mengajar di sana.
Menyekolahkan anak berarti akan mempercayakan anak kita untuk dididik oleh orang lain. Karena itu, kita harus tahu dong, sosok orang yang akan menjadi partner mendidik anak kita.
Bunda harus banyak-banyak stalking nih. Setelah mengetahui nama-nama gurunya di profil sekolah, kita bisa mencari “track record” mereka di media sosial.
Pada umumnya zaman sekarang apalagi generasi X,Y dan Z senang bermain media sosial. “Kepo-in” aktivitas gurunya ngapain aja. Karena pada umumnya, postingan dan unggahan dianggap mewakili karakter. Meskipun tidak semua menjadi hal yang dapat dijadikan bahan kesimpulan, tetapi setidaknya kita akan mendapatkan gambaran dari sana.
Mengapa hal ini sangat penting?
Bunda, lokasi sekolah dan kerennya bangunan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terbentuknya karakter baik anak. Karakter anak-anak kita setidaknya terbentuk oleh:
a. Siapa yang mengajari mereka
b. Siapa yang menemani mereka bertumbuh
c. Siapa yang menjadi teladan mereka dalam setiap tindakan.
Kita dan guru lah pemeran utama dalam keberhasilan pendidikan anak-anak. Ketika di rumah kita sudah menerapkan hal baik, jangan sampai terkontaminasi dengan contoh-contoh kurang baik dari para pembimbingnya di luar sana.
Pilih sekolah yang guru-gurunya memang bermental pendidik. Postingan dan unggahannya di media sosial, cukup menggambarkan bagaimana dan ke arah mana anak-anak kita dibawa. Pilihlah sekolah yang guru-gurunya memang bisa dijadikan teladan untuk anak-anak kita. Pilih sekolah yang memiliki guru dengan rekam jejak yang baik, tidak “melanggar kode etik”, jujur, dan senantiasa menjaga sikap. Guru yang mengikuti perkembangan zaman, tetapi tetap santun dan beretika. Anda boleh ragu kepada guru yang isi kontennya hanya joged dan goyang apalagi menampakkan gerakan yang erotis. Karena tidak dapat dipungkiri, kekinian banyak guru terutama perempuan yang lupa bahwa ia adalah seorang pendidik, ia dengan bebasnya memposting sesuatu yang kurang mendidik.
Akan sangat beruntung jika Bunda menyekolahkan anak di sekolah dasar yang memang guru-gurunya sudah dikenal sebagai orang yang baik, siddiq, amanah, tabligh, fathonah. Guru-guru yang saleh dan salihah. Jika perlu, cari tahu juga asal kampus, sekolah, pesantren dll.
3. Pertimbangkan jarak tempuh
Bangunan bagus, gurunya bagus sudah oke. Sekarang giliran Bunda mempertimbangkan jarak tempuh dari rumah ke sekolah. Karena percuma anak kita sekolah di sekolah yang bagus tetapi rutenya jauh atau rumit. Itu hanya akan mengurus energi anak-anak selama perjalanan untuk datang dan pulang dari sekolah. Bersekolah itu harus menyenangkan.
Jangan sampai anak-anak kita pulang dengan rasa lelah yang berlebihan. Kita pun harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan mereka.
Dari profil sekolah tadi, tentu sudah bisa kita ketahui, apakah lokasinya dapat ditempuh dalam waktu yang lebih singkat atau malah memakan waktu yang terlalu banyak sehingga malah menyita waktu dan tenaga?
Paling terakhir dan tak kalah penting adalah pertimbangan nomor 4 berikut ini.
4. Siapkan diri untuk menjadi partner sekolah yang baik.
Menyekolahkan anak adalah menitipkan anak kepada pihak lain. Pihak tersebut yang akan menjadi partner kita dalam mendidik anak apapun keadaannya. Ketika anak kita salah, kita harus terima jika dia dididik dan didisiplinkan oleh pihak sekolah. Ketika ada perilaku anak kita yang memang harus diluruskan maka kita harus senantiasa berlapang dada dan sama-sama meluruskan.
Saat pilihan sudah dijatuhkan kepada sekolah tertentu, artinya kita sudah memilih “teman” dalam mendidik. Menjadi partner yang baik untuk sekolah adalah hal yang harus kita lakukan.
Memberikan masukan positif, menyampaikan kritik dan saran dengan bahasa yang sopan dan beretika, tidak menjelekkan nama sekolah di muka umum, serta mampu dan siap menyelesaikan masalah dengan cara yang baik jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
Semoga apa yang saya tuliskan di atas mampu memberikan manfaat dan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih sekolah terbaik untuk anak-anak kita tercinta.
Terima kasih telah membaca sampai tuntas, selamat beraktivitas.
+ There are no comments
Add yours