Kiat Menghilangkan Rasa Cemas Bunda di Masa Pertama Sekolah Si Kecil

Estimated read time 3 min read
Share This:
See also  Senja di Bawah Pohon Flamboyan

Masa pertama sekolah

Masa pertama sekolah memang menjadi masa yang membuat para orangtua memiliki perasaan campur aduk. Bagai makan permen nano-nano, ada manis, asam, asin ramai rasanya.

Masa pertama sekolah memberikan sensasi tersendiri apalagi bagi para bunda muda yang baru memiliki anak dan menyekolahkannya. Melepas anak untuk pertama kali dan memercayakannya kepada guru di sekolah bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dilawan dan ditaklukkan demi agar si buah hati bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan nyaman sebagaimana mestinya. Tidak jarang rasa cemas pun menghantui tak mau pergi.

Perasaan cemas tersebut biasanya dipicu oleh beberapa hal. Misalkan saja karena,

  1. Menganggap anak masih terlalu kecil untuk dilepas di sekolah
  2. Anak yang masih manja dan belum bisa mandiri
  3. Toilet training yang masih belum selesai
  4. Kebiasaan makan anak yang buruk
  5. Kemampuan sosialisasi anak yang masih belum matang
  6. Rasa sayang yang berlebihan sehingga membentuk ego bahwa hanya ibunya yang paling paham apa yang dibutuhkan sang anak
  7. dll

Dari banyaknya pemicu tersebut ada beberapa kiat yang bisa diterapkan oleh orangtua agar anak lekas beradaptasi dengan lingkungan barunya di sekolah, dan menciptakan rasa tenang tersendiri bagi kita orangtuanya.

  1. Stop overthinking

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi kadar pemikiran Bunda. Mengatur agar tetap berpikiran normal tidak overthingking adalah cara yang tepat untuk mengurangi kecemasan Bunda tentang kondisi anak ketika dilepaskan di sekolah. Cobalah lebih tenang dan hadapi setiap fase perubahan yang ada dengan perasaan senang dan tenang.

2. Pahami tahapan perkembangan anak

See also  3 Bekal Wajib yang Harus Diberikan Orang Tua Pada Anaknya

Bunda muda adalah para Bunda modern yang melek teknologi. Banyak informasi yang bisa diserap mengenai tahapan perkembangan anak. Setiap orangtua bisa dengan mudah mendapatkan ilmu tentang masalah yang mungkin dihadapi dan cara menanganinya.

Dengan memperbanyak literasi diharapkan para Bunda mampu menangani kecemasannya sendiri karena lebih paham tentang permasalahan yang terjadi pada anak dengan perkembangan yang tentunya tidak sama antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.

3. Beri anak kepercayaan

Meskipun mereka masih kecil, anak-anak memiliki potensi luar biasa yang bisa dan harus dikembangkan. Ketika anak-anak dinilai belum mandiri, maka tindakan tepat Bunda adalah bukan memproteksi. Melainkan memberikan latihan agar anak Bunda bisa lebih mandiri. Hal itu bisa dimulai dari rasa “tega” Bunda sendiri untuk terus melatihnya dengan perlahan.

Ketika anak dinilai belum bisa makan sendiri, tindakan yang tepat adalah bukan menyuapi anak setiap ia makan. Melainkan melatih anak bagaimana caranya agar ia bisa makan dengan lahap tanpa bantuan orangtuanya.

Meskipun sulit, percaylah bahwa mereka akan mampu melakukannya dengan tahapan dan waktu yang mereka capai sendiri, bukan karena paksaan. Tugas Bunda adalah melatih, bukan memaksa. Bisa dimulai dengan menyediakan makanan-makanan yang mereka sukai tetapi tetap sarat dengan gizi.

4. Jalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah

Sekolah tentunya memiliki kebijakan terbaik dalam membuat sistem untuk mendidik siswa-siswanya. Komunikasikan setiap keluhan dan penemuan dengan pihak sekolah agar kerja sama terjalin dengan baik demi kemajuan dan kebaikan anak-anak. Kerja sama yang baik antara orangtua dan sekolah mampu memberikan bukti keberhasilan pendidikan anak.

5. Mendengarkan cerita anak secara utuh

Membiarkan anak-anak bercerita tentang pengalamannya di sekolah adalah hal yang menyenangkan. Selain membuat kita tahu tentang keseharian mereka di sekolah, hal tersebut bisa membuat anak merasa dicintai dan dihargai karena ibunya mendengarkan setiap cerita dan keluh kesah.

See also  Senja di Bawah Pohon Flamboyan

Jangan lupa untuk mendengarkan cerita secara utuh dari mereka agar mampu menangkap informasi dengan benar, tidak setengah-setengah. Hal yang memicu kecemasan berlebih adalah ketika baru mendengar sepenggal cerita dari anak, orangtua sudah mengambil kesimpulan tentang kejadian sesuatu.

Jika anak-anak membawa cerita menyedihkan jangan lupa untuk melakukan cross check kepada pihak sekolah untuk meyakinkan kebenaran tentang suatu kejadian.

Semoga bermanfaat.

Share This:
Diantika IE https://ruangpena.id

Author, Blogger, Copy Writer, Content Writer, Ghostwriter, Trainer & Motivator.

Kamu Mungkin Suka

Tulisan Lainnya

+ There are no comments

Add yours