Khutbah Gerhana Matahari Hibrida

Estimated read time 5 min read
Share This:
See also  Susahnya Melawan Asumsi Mitos di Tengah-tengah Masyarakat

Gerhana Matahari
Khutbah gerhana matahari ini disampaikan di Masjid Qudwah, Solokanjeruk Bandung Tahun 2023
Oleh: Nurdin Qusyaeri

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Jamaah Sholat Khusuf Rohimakumullah
Pagi ini kita saksikan secara bersama-sama, bahwa telah terjadi proses menuju gerhana Matahari Hybrid/Hibrida. Saya jelaskan sekilas jenis-jenis Gerhana Matahari. Pertama ada gerhana sebagian. Pemicunya, bulan menghalangi sebagian dari matahari untuk mengirimkan cahaya ke bumi. Kedua, ada gerhana matahari annular atau gerhana matahari cincin. Bulan menghalangi pusat matahari dan menyisakan bagian tepian secara melingkar. Ketiga, Gerhana Bulan Total. Artinya, seluruh piringan matahari terhalang oleh bulan. Dan yang terakhir adalah Gerhana Matahari Hybrid/Hibrida. Nah Fenomena ini merupakan gabungan dari ketiga jenis gerhana matahari yang terjadi dalam satu waktu. Sebagian wilayah dapat menyaksikan gerhana matahari total, dan sebagian wilayah bisa menyaksikan gerhana matahari cincin. Karena keadaan demikian maka disebut dengan Gerhana Matahari Hibrida (hybrid).
Gerhana ini hanya terjadi beberapa kali dalam satu abad sehingga dibilang sebagai peristiwa alam spektakuler. Dalam sejarahnya di Indonesia, Gerhana Matahari Hibrida terakhir muncul di Indonesia pada 1807. Setelah melintasi langit Indonesia per 20 April 2023, Gerhana Matahari Hibrida akan bisa diamati lagi pada 2049 mendatang.
Karena kejadian inilah, kita berkumpul di Masjid Qudwah ini dengan niat yang sama, yakni melaksanakan Sholat Kusyuf / Gerhana Matahari Hybrid.

Jamaah Sholat Khusuf Rohimakumullah
Bagi orang-orang yang beriman, hal ini bukan sekadar kejadian alam tanpa makna, tetapi adalah merupakan tanda-tanda dari sebagian kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada ummat manusia. Allah tunjukkan, bagaimana makhluk Allah yang bernama bulan, bumi dan matahari berjalan pada orbitnya. Ia tak pernah mengingkari ketetapan Allah. Ia selalu tunduk dan patuh kepada qodrat dan iradat-Nya.
Allah menetapkan adanya manzilah–manzilah bagi bulan, matahari dan planet-planet lainnya yang ada di alam raya. Manzilah itu adalah lintasan; orbit; atau perubahan posisi bulan terhadap matahari dan bumi. Tiap malam bulan berada pada manzilah yang berbeda, sehingga penampakannya di bumi juga berbeda-beda. Siklus itu berjalan dengan waktu yang disebut manusia dengan 1 bulan.

See also  Lelaki yang Tidak Pernah Marah

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah–manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS.Yaa-Siin: 39-40).

Ayat lainnya dalam Surat Fushilat ayat 41.:

وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujud lah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya (QS. Fushilat: 37)

Jamaah sholat Qusuf yang dirahmati Allah.
Gerhana ini adalah sebagai wujud dari ayat kauniyahnya Allah. Gerhana juga sebagai dalil aqli. Agar manusia mau berfikir terhadap apa yang mereka alami. Allah telah memberikan pertanda bahwa peristiwa ini adalah sebagian kecil yang dikerjakan Allah. Namun tidak banyak orang yang menyadari bahwa ini adalah sebuah pertanda. Mereka menganggap gerhana bulan hanya sekedar siklus alam. Sebagaimana yang mereka pelajari dari mata pelajaran IPA sejak dari bangku sekolah dasar hingga tingkat lanjut.
Mungkin kita lebih panik ketika mendengar kabar kawasan Sapan atau Majalaya sudah terendam banjir. Jalan di Rancaekek mulai tergenang. Atau barangkali kita lebih takut mendengar kabar jika tanggul Jembatan Dayeuh Kolot jebol. Karena tanda-tanda itulah, sebagian diantara kita mulai bersiap mengungsi. Mulai mengemasi barang dan dinaikkan ke atas plafon. Berharap kejadian itu tidak terulang lagi.
Jamaah sholat Kusyuf Rohimakumullah
Andai kejadian gerhana ini ada efek yang langsung dirasakan dan dilihat dengan panca indera manusia, maka di malam ini, tidak ada orang yang berani keluar rumah. Tidak ada orang yang berani tertawa. Tidak ada yang berani berfoto di atas jembatan Kuning Kamojang dengan mengambil background bulan yang sedang berkurang ukurannya. Tetapi Allah tidak memberikan efek langsung pasca terjadinya gerhana bulan ini. Karena inilah tidak banyak orang yang menyadari bahwa gerhana ini merupakan bukti kekuasaan Allah.
Hanya orang yang terbuka hatinya lah yang bisa merasakan bahwa gerhana di malam ini adalah sebuah tanda, bahkan sebuah peringatan dari Allah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Jangankan membuat banjir lingkungan Sapan ini, jangankan menjebolkan tanggul sungai yang tangguh, menutup cahaya bulan saja mudah bagi Allah.
Gerhana ini adalah sebagian kecil pertanda bahwa peristiwa yang lebih besar akan terjadi di akhir zaman nanti. Allah berfirman dalam surat Al Qiyamah ayat 6-11

See also  Selemah-lemahnya Iman adalah Mengingkari dengan Hati

Dia berkata: “kapankah hari kiamat itu?”. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan). Dan bulan pun telah hilang cahayanya. Lalu matahari dan bulan dikumpulkan. Pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat berlari?”. Tidak! tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Allah lah tempat kembali pada hari itu.

Gerhana bukanlah merupakan suatu tanda akan timbul suatu kejadian yang aneh dan mengkhawatirkan, tetapi gerhana itu tidak lain adalah bukti kebesaran Allah, bahwa Allah berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatu yang tidak dapat dihalang oleh apapun kekuatan di dunia ini.
Oleh karena itu, wahai kaum Muslimin, marilah kita sama-sama mengambil kesempatan ketika terjadi gerhana bulan ini untuk bersegera bertaubat atas segala dosa yang telah kita lakukan, serta memperbanyak doa, memperbanyak amal baik dan istighfar memohon keampunan ke hadirat Allah. Rasul bersabda:
اِنَّ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذٰلِكَ ؛ فَا ذْكُرُوْا اللهَ ، وَ كَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا ، و تَصَدَّقُوْا
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena terkait kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka berdzikirlah, bertakbirlah, lakukanlah shalat dan bersedekahlah.” (Shahih Bukhari, 1044).

Firman Allah:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: “Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya,” (QS Fushilat [41]: 37).

Mari kita perhatikan keterangan lainnya:
فيا الله تعالى (قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ ۖ أَفَلَا تَسْمَعُونَ)
Artinya: Katakan (wahai Muhammad!) Tahukah kalian sekiranya Allah menjadikan buat kalian malam yang gelap terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang mampu mendatangkan cahaya buat kalian? Maka apa kalian tidak mau mendengarkan?”
Allah Yang Maha Kuasa bisa saja melenyapkan cahaya di siang hari dan menjadikan seluruh waktu kehidupan dunia ini dalam gelap gulita. Betapa lemahnya sesungguhnya manusia di hadapan Allah Swt.
Mudah-mudahan kejadian gerhana bulan ini akan menimbulkan keinsafan, menambahkan dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah.

Share This:
Nurdin Qusyaeri

Dosen IAI Persis Bandung, Penulis Buku Natsir Dari Persis Untuk Indonesia

Kamu Mungkin Suka

Tulisan Lainnya

+ There are no comments

Add yours