
Sumber Ilustrasi Gambar; Marcos Paolo/Unsplash
Dalam hidup ini, kebaikan selalu menemukan jalannya untuk kembali kepada kita. Setiap tindakan baik, sekecil apa pun, tidak akan pernah sia-sia. Seperti benih yang ditanam di tanah subur, ia akan tumbuh dan berbuah pada waktunya. Hal ini bukan hanya prinsip moral, tetapi juga terbukti dalam kehidupan nyata, sebagaimana kisah-kisah berikut.
Segelas Susu yang Mengubah Hidup
Seorang pemuda miskin bekerja sebagai wiraniaga untuk membiayai kuliahnya. Suatu hari, ia merasa sangat lapar tetapi hanya memiliki lima ribu rupiah. Karena tak tahan, ia memberanikan diri mengetuk pintu sebuah rumah untuk meminta makanan. Namun, saat seorang wanita membukakan pintu, ia malu dan hanya meminta segelas air.
Wanita itu, dengan penuh empati, memberinya segelas susu. Ketika pemuda itu hendak membayar, wanita tersebut menolak dan berkata, “Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima balasan atas perbuatan baik.”, ujarnya.
Bertahun-tahun kemudian, wanita itu jatuh sakit dan membutuhkan pengobatan serius. Ia dirawat oleh seorang dokter spesialis yang ternyata adalah pemuda yang dulu ia beri segelas susu.
Setelah perjuangan panjang dokter muda itu, wanita itu sembuh. Namun, ia khawatir tidak mampu membayar tagihan rumah sakit.
Saat ia membuka amplop tagihan, ada catatan yang menggetarkan hatinya:
“Tagihan ini sudah dibayar bertahun-tahun lalu dengan segelas susu.”
Kebaikan yang Dibalas Kemuliaan
Kisah serupa terjadi pada Sulaiman Al Rajhi, pendiri Al Rajhi Bank di Arab Saudi. Ia berasal dari keluarga miskin dan sering mengalami kesulitan ekonomi. Suatu ketika, ia ingin ikut perjalanan darmawisata sekolah, tetapi tidak memiliki cukup uang. Seorang guru yang baik hati memberinya 30 real agar ia bisa ikut serta.
Bertahun-tahun kemudian, setelah Al Rajhi sukses, ia tidak melupakan kebaikan gurunya. Sebagai bentuk balas budi, ia mengunjunginya, mengajaknya makan di restoran mewah, dan bahkan menghadiahkan sebuah rumah lengkap dengan fasilitasnya.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa kebaikan yang kita berikan akan kembali kepada kita dengan cara yang tak terduga. Allah tidak pernah lupa pada kebaikan hamba-Nya.
Kebahagiaan dalam Memberi
Stephen Post, seorang akademisi dari Case Western University, menegaskan dalam bukunya Why Good Things Happen to Good People bahwa memberi bukan hanya memperkaya batin, tetapi juga membawa kebahagiaan, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang umur seseorang. Ia berkata:
“Anda ingin bahagia, ingin dicintai, ingin selamat, ingin sejahtera? Anda ingin bertemu orang pada saat-saat kritis dan percaya pada dukungannya? Anda ingin kehangatan hubungan yang sejati? Anda ingin berjalan di dunia setiap hari dengan yakin bahwa inilah dunia yang penuh kebaikan dan harapan? Saya punya satu jawaban: ‘Memberi’. Berilah setiap hari, walaupun dalam jumlah kecil. Anda akan hidup lebih bahagia. Berilah dan Anda akan lebih sehat. Berilah dan Anda akan berusia lebih panjang.”
Kini, kita berada di bulan Ramadhan, bulan penuh berkah di mana pahala dilipatgandakan dan pintu-pintu surga terbuka sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Ketika datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Di bulan ini, memberi bukan sekadar tindakan mulia, tetapi juga jalan untuk meraih ridha Allah dan keberkahan hidup. Memberi tidak selalu tentang jumlah, tetapi tentang ketulusan.
Firman Allah:
“Apakah balasan perbuatan baik selain kebaikan juga?” (QS. Ar-Rahman [55]: 60)
Jadi, jangan pernah ragu untuk berbuat baik. Jangan takut memberi, karena sedekah tidak akan membuat kita miskin. Jika kebaikan yang kita lakukan belum terbalas hari ini, percayalah, Allah akan menggantikannya di waktu yang paling tepat dengan cara yang lebih indah.
Wallahu’alam