Ibu, jangan lupa bahagia! Semua orang berhak bahagia dan menikmati hidupnya tidak terkecuali kita sebagai istri dan ibu dari anak-anak kita.
Sebagai housewife sekaligus juga working mom, kadang saya sering sekali mengabaikan kesehatan sendiri, sampai kadang lupa makan, kurang tidur dan bahkan lupa caranya membahagiakan diri. Padahal kunci utama sebuah keluarga itu terletak pada “Ibu yang bahagia. “Why is it so important? Karena seorang ibu yang bahagia, bisa membuat seisi keluarga ikut bahagia. Seorang wanita yang merasa bahagia dalam menjalani kehidupan rumah tangganya, akan memberikan kasih sayang positif pada suami dan anak-anaknya. Atmosfer rumah akan terasa lebih hangat dan nyaman. Selain itu seorang anak yang tumbuh dalam situasi keluarga yang harmonis, cenderung akan memiliki kepribadian yang jauh lebih baik.
Namun pada realitanya, menjadi bahagia itu bukan sekedar bisa tersenyum di hadapan semua orang. Bahagia memang tampak sederhana, tapi semakin bertambah usia, konteks sebuah kebahagiaan mulai semakin rumit. Mungkin seorang anak yang bermain hujan-hujanan masih bisa tertawa bahagia dengan mudahnya, sementara jika melakukan hal yang sama, orang dewasa belum tentu bisa tertawa selepas itu. Kebahagiaan tolak ukurnya mulai semakin kompleks, beriringan dengan beratnya beban kehidupan. Sebagian orang dewasa mungkin sudah lupa bagaimana caranya tertawa, karena terlalu sibuk berperang dengan berbagai problematika kehidupan.
Tuntutan akan sebuah validasi pada konteks idealisme dalam kehidupan rumah tangga, terkadang membuat kita hidup seakan tak ada jeda, terburu-buru mencapa target. Punya anak, punya rumah, punya pekerjaan yang mapan, punya kendaraan serta banyaknya target lainnya yang harus dicapai. Semua hal itu nyatanya sangat tidak mudah terealisasi. Sebagian orang yang sudah berjuang mati-matian pun, belum tentu bisa menggapai titik itu. Tak ada jaminan orang yang berusaha keras pasti berhasil, karena usaha itu hanyalah sebagian dari bentuk ikhtiar yang Tuhan perintahkan, jadi jangan meletakan keyakinan pada usaha, karena pada kenyataannya dunia bukanlah tempat keadilan. Tidak selalu orang yang pintar itu sukses begitupun sebaliknya. Lalu haruskah kita bermalas-malasan saja? Tentu bukan begitu maksudnya, tapi cobalah untuk sedikit bersantai, beristirahatlah sejenak, lakukan hal-hal yang membuat anda bahagia. Terutama jika anda adalah seorang wanita yang menjadi ibu, anda harus meluangkan waktu untuk bahagia. Jangan membiarkan diri anda merasa harus berkorban terlalu banyak, karena itu bisa menjadi sebuah bom waktu yang bisa meledak suatu saat.
Contoh masalah sederhana sebagai ibu yang terkadang sering dilakukan adalah makan makanan sisa anak, sesekali mungkin anda bisa melakukannya demi menghemat uang belanja, tapi bukankah seorang ibu juga manusia yang butuh makan dengan layak? Saya rasa bukanlah hal yang salah jika seorang ibu sesekali menikmati makanan enak sendirian, seperti membuat semangkok mie pedas, atau sesekali pergi makan steak dan menikmati secangkir es kopi dengan perasaan tenang. Bukankah saat kita bisa menyantap makanan yang lezat dan perut merasa kenyang, kita juga bisa merasa bahagia?
So, apapun hal yang bisa membuat anda merasa bahagia dalam konteks positif dan sewajarnya,
just do it! We need to protect our mental health!
*Artikel ini juga pernah ditayangkan di Kompasiana pada 30 Juni 2024 dengan Judul “Jangan Lupa Bahagia” agar lebih banyak memberikan manfaat, maka ditulis ulang di sini.
+ There are no comments
Add yours