Saya mau cerita. Tentang efek bahaya mi instan yang berbeda pada anak saya. Dimana kakaknya penyuka mi instan bahkan satu hari bisa makan sampai empat kali masih kuat aja tuh perutnya. Bahkan si kakak masih kuat main sepak bola dengan tenaga mi itu.
Sementara si adik, ini makan nasinya teratur. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah selalu sarapan. Makan siang dan malam pun tidak terlewatkan. Namun lihat apa yang terjadi, hari ini adalah kali ketiga dia mengeluh sakit perut sampai keram dalam kurun waktu lima bulan saja.
Adik dipulangkan lebih awal ke rumah, diantar bapak pelatih Pramuka. Sampai rumah badan anak dalam keadaan lemas keringat dingin.
Belum lagi, bolos sekolah karena sakit yang sama. Sempat demam selama 6 hari dan tidak masuk sekolah dua pekan lamanya karena sakit perut.
Lagi-lagi adik mengeluhkan sakit perut ini sehabis maka mi instan. Padahal di rumah udah sengaja gak nyetok mi, kecuali si kakak kalau mau makan mendadak beli, walau harus empat kali bolak-balik ke warung beli, dia sanggup.
Btw, qodarullah si kakak tinggal di neneknya sejak kecil, jadi memang punya kebiasaan jauh berbeda dengan saudaranya.
Suami sih bilang, katanya perut kita itu tergantung bagaimana pembiasaan di awal. Di luar negeri saja orang-orang kan gak pada makan nasi, mereka kuat-kuat kok gak kayak saya langsung kunang-kunang dan keringat dingin kalau pukul 9 belum sarapan nasi. Karena sejak kecil saya memang biasa makan nasi. Ya, memang sangat terbiasa. Kalau belum ketemu nasi pasti lemas.
Tapi apakah memang betul begitu? Kekuatan perut bisa bergantung pada kebiasaan sejak awal? Memang aneh ya, kakak tetap kuat perutnya, tidak sakit walau gak makam nasi. Sedangkan adik, cepat sekali kambuh sakitnya kalau ternyata sudah makan mi instan.
Padahal, banyak artikel yang saya baca bahwa keseringan makam mi instan itu sangat membahayakan kesehatan. Selain dapat menimbulkan gangguan metabolik atau menyebabkan metabolisme yang ada pada tubuh manusia terganggu, terlalu banyak makan mie instan juga mengganggu sistem pencernaan. Karena mi instan dapat memberikan beban pada sistem pencernaan yang lebih berat. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan dipaksa bekerja selama berjam-jam untuk memecah makanan dengan proses tinggi itu. Akibatnya perut menjadi sakit karena sistem pencernaan yang rusak dan sensitif
Mi instan yang bersifat kering daripada mi buatan rumahan tentunya mengandung banyak pengawet yang lagi-lagi tentunya membahayakan tubuh karena mengandung zat kimia. Kandungan ini menambah daftar panjang efek samping makan mi instan yaitu salah satu penyebab stroke dan darah tinggi. Ah ngeri sekali ya. Semoga tidak terjadi pada adik ataupun kakak.
Jadi yang benar yang mana ya? Teori tentang efek bahaya mi instan yang saya baca itu masuknya di tubuh adik atau tubuh kakak? Jangan sampai deh.
Semoga saja keduanya selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT, dan sama-sama mendapatkan pelajaran atas perilaku tidak sehat yang dilakukan keduanya.
Adik semoga bisa tobat mi instan biar sehat badannya. Dan buat kakak, semoga bisa tobat juga dan terbiasa makan makanan sehat rumahan ya. Kan enak kalau kita makan sama-sama dengan menu yang sama.
Apakah pembaca pernah menemukan kasus perbedaan efek bahaya mi instan yang berbeda pula? Boleh berbagi di kolom komentar ya.
+ There are no comments
Add yours