Doa Ibu Adalah Senjata

Estimated read time 5 min read
Share This:
See also  Mengenal Cara Puasa Agama-agama Besar Dunia

Doa Ibu

Pernah dengar bahwa doa ibu itu mustajab? Masih sanggup untuk menyakiti perasaan ibu, ayah dan orangtua kita?

Sebagai orang yang berilmu dan berpikir tentunya hal itu sebisa mungkin dihindari. Apalagi ketika orangtua kita sudah berusia senja. Tubuhnya sudah renta. Alangkah baiknya jika kita bukan hanya menjaga perasaannya melainkan menjaga raganya seperti mereka yang senantiasa memastikan kita baik-baik saja, menjaga keselamatan kita saat kecil dulu.

Namun terlepas dari mutlaknya keharusan untuk berbuat baik kepada orangtua, menjaga perasaan mereka tidak berkata kasar dan nada tinggi, di luar sana masih saja ada anak-anak yang menganiaya orangtuanya. Bahkan tidak tanggung-tanggung ada yang sampai tega membunuh orang yang telah menjadi jalan syariat mengapa mereka terlahir ke dunia. Tidak terbayangkan bagaimana sakitnya perasaan orangtua mendapati anaknya yang memiliki perangai buruk seperti itu. Andai mereka tahu bahwa doa orangtua terutama ibu sangat mustajab. Bagaimana jika doa itu bercampur dengan rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam?

Beberapa kisah legenda rakyat bahkan menggambarkan bahwa betapa doa yang dipanjatkan oleh seorang ibu itu benar-benar memberikan pengaruh kepada anaknya. Berupa penderitaan dan kesakitan hidup yang dirasakan anak akibat durhaka kepada kedua orangtuanya.

Cerita Malin Kundang dari Sumatera Barat atau kisah Si Tanggang dari Kepulauan Riau yang menceritakan seorang anak yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya karena ia telah durhaka dan menyebabkan rasa sakit yang teramat perih di hati ibunya. Menjadikan doa ibu tidak perlu lagi susah payah dipanjatkan berulang-ulang. Sekali saja diucapkan maka doanya terkabulkan. Jadilah Malin Kundang menjadi batu.

See also  Memaknai dan Meneladani Kualitas Hijrah Rasulullah pada Momentum Tahun Baru Islam

Meskipun kisah legenda rakyat itu hanyalah sebuah kisah yang tentu saja menjadi pertanyaan hingga sekarang, apakah cerita itu benar adanya, tetapi kisah tersebut seharusnya mampu membuat kita bercermin. Apakah kita sudah menjadi anak yang baik untuk orangtua kita? Bahkan, sudahkah kita mendoakan hal-hal terbaik serta masalah untuk anak-anak kita?

Sejatinya, mendidik dan membesarkan anak tidak hanya harus memiliki ilmu, tenaga, waktu dan biaya untuk mereka tumbuh dan berkembang. Seandainya dimasukan ke sekolah terbaik pun belum sepenuhnya cukup usaha kita jika anak-anak tidak dibarengi dengan doa agar mereka senantiasa menjadi anak yang saleh/salihah dan berbakti kepada orangtuanya.

Lantas, sebagai seorang muslim, kita sudah jelas-jelas diberikan petunjuk oleh Al-Qur’an dan Al-hadis tentang keharusan seorang anak untuk berbakti kepada orangtuanya. Ini menjadi gambaran bahwa kita sebagai anak pun sebagai orangtua harus betul-betul memahami posisi dan kewajiban kita.

Salah satunya adalah dalam Qur’an surah Al-Ahqaf ayat 15, yang menjabarkan tentang kewajiban anak kepada orangtuanya.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya aduh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku (cara) untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Dalam ayat tersebut menyatakan bahwa betapa pengorbanan orangtua terutama seorang ibu begitu besar serta perintah Alah agar manusia senantiasa berbuat baik kepada ibu dan bapaknya karena keduanya telah berkorban banyak untuk anaknya.

See also  Mengenal Cara Puasa Agama-agama Besar Dunia

Maka pantas saja jika doa-doa yang dipanjatkan untuk anaknya mudah saja dikabulkan oleh Allah SWT.  Karena pengorbanan yang dilakukannya untuk sang anak begitu besar.

Lantas, jika doa seorang ibu memang mustajab, masih kah kita enggan mendoakan anak-anak kita?

Sering ditemukan di dalam kehidupan nyata, di luaran sana banyak anak-anak yang memiliki akhlak yang kurang baik. Perangai yang buruk, hidup yang kurang berjalan baik penuh dengan masalah.

Kadang terbersit di kepala. Adakah anak-anak itu menyakiti ibunya sampai sang ibu melepaskan kata-kata yang membuat rahmat Allah tertutup untuk mereka? Atau mungkin sang ibu kurang bersemangat atau bahkan lupa mendoakan anak-anaknya.

Terlepas dari banyak sedikitnya doa para ibu untuk anaknya (hanya Allah yang Maha berkehendak atas bagaimana perangai anak-anak tersebut), di lapangan memang banyak ditemukan anak-anak yang bermasalah adalah anak-anak yang memang dibesarkan dari keluarga yang qodarullah memiliki masalah.

Ibu dan ayah yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sehingga lupa mendidik dan membimbing anaknya, orangtua yang kurang baik ibadahnya, serta asupan makanan yang meskipun bergizi tetapi didapatkan dengan cara yang salah dan melanggar syariat baik secara disadari ataupun tidak.

Sebagai seorang ibu, tentunya sangat menyayangkan ketika masih ada anak-anak yang berperangai buruk. Ingin rasanya membantu memulihkan tabiat mereka. Karena perangai dan karakter yang kurang baik itu hanya akan membuat mereka semakin merugi saat mereka dewasa kelak. Namun apa daya, kemampuan kita juga terbatas. Terlebih jika mereka adalah anak-anak yang tidak terlahir dari rahim kita sendiri. Kita hanya bisa mendoakan dan mengingatkan sedikit demi sedikit semampu yang kita bisa.

Jika ada anak-anak yang berperangai buruk, sebaiknya tidak lantas membenci dan menghujat sang anak. Baiknya disadari terlebih dahulu bahwa mereka adalah korban yang harus kita tolong.

See also  Guru Kehidupan

Perlakukan lah mereka dengan lemah lembut. Siapa tahu dengan begitu perlahan hati mereka pun melembut. Karena pada dasarnya mereka tidak jahat, tidak buruk, tidak juga salah. Mereka hanya kekurangan teladan, dan sekali lagi, mungkin mereka kurang mendapatkan doa-doa terbaik dari ibunya.

Lalu, sebagai ibu yang memiliki anak kandung maupun anak sambung yang diurus dan dibesarkan dengan penuh kesungguhan, jangan lupa untuk senantiasa mendoakan anak-anak kita. Karena sejatinya doa adalah senjata.

Mendoakan apapun yang baik dan maslahat bagi mereka. Jangan lupa untuk mengutamakan doa agar mereka menjadi anak saleh dan salihah yang senantiasa berpegang teguh kepada agama dan menjadi insan yang bertakwa. Karena mereka lah satu-satunya harapan kita saat semua amalan kita sudah terputus di dunia. Doa-doa anak saleh dan salihah lah yang akan menjadi penolong kita dari siksa api neraka.

Tidak pula agar senantiasa memberikan teladan terbaik agar mereka pun meniru dan termotivasi dengan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Menciptakan lingkungan kondusif dan menjauhkan mereka dari teman-teman yang buruk pun dapat menjadikan penjaga anak-anak kita dari perangai dan akhlak yang buruk.

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishawab. 

Share This:
Diantika IE https://ruangpena.id

Author, Blogger, Copy Writer, Content Writer, Ghostwriter, Trainer & Motivator.

Kamu Mungkin Suka

Tulisan Lainnya

+ There are no comments

Add yours