Debat perdana pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2024, yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT pada hari Rabu, 23 Oktober 2024 yang berlokasi di Kota Kupang. Debat perdana ini mengusung Tema “Transformasi dan Inovasi Pelayanan Publik bagi Percepatan Penyelesaian Persoalan Daerah di Nusa Tenggara Timur”.
Jumlah pasangan calon gubernur NTT pada perhelatan Pilkada tahun 2024 ini sebanyak 3 (tiga) pasangan calon. Ketiga pasangan calon tersebut diantaranya Ansy Lema-Jane Suryanto didukung oleh Partai PDIP, Hanura, Partai Buruh, dan PBB yang mendapat nomor urut 1. Selanjutnya Paslon nomor urut 2 ada Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, PSI, Perindo, Demokrat, Gelora, PKN, dan PPP, dan Paslon nomor urut 3 yaitu Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu didukung oleh NasDem, PKB, dan PKS.
Pada debat perdana ini ketiga pasangan calon saling menjual relasi kekuasaan, terlebih pasangan calon nomor urut 2 (Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma) yang didukung oleh koalisi gemuk pemenang Pemilu 2024. Pasangan calon nomor urut 2 tersebut berkeinginan menunjukan kepada seluruh masyarakat NTT bahwa relasi politik kekuasan adalah modal utama membangun daerah yang sangat terbelakang dari segi pendidikan dan pembangunan ekonomi.
Terkait sentimen politik kekuasaan yang diutarakan oleh pasangan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma, hal ini mendapat respon keras dari pasangan calon nomor urut satu (Ansy Lema-Jane Suryanto). Ansy Lema menimpal argumentasi dari pasangan calon nomor urut 2 tersebut dengan menegaskan bahwa Prabowo-Gibran adalah dua sosok pemimpin negarawan yang mencintai masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali. Pandangan dari Ansy Lema ini bukan tanpa alasan sebab dalam urusan pemerintahan ada urusan sentralistik, desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan yang mana dalam urusan desentralisasi ada hubungan keuangan antara pemerintah dengan pemerintah daerah.
Sebagai mantan anggota DPR, Ansy Lema memahami perihal urusan pemerintahan yang telah diberikan kepada Pemerintah Provinsi NTT selama ini, hal itu ditandai dengan adanya pendirian Kampus Politeknik Ben Mboi, Universitas Pertahanan (Unhan) di Atambua, Kabupaten Belu sebagai bentuk penghormatan dan kepeduliannya bagi masyarakat perbatasan.
Ketiga pasangan calon gubernur NTT tersebut secara garis besar gagal menyampaikan ide, gagasan, dan konsep secara konkrit yang berkaitan dengan tema “Transformasi dan Inovasi Pelayanan Publik bagi Percepatan Penyelesaian Persoalan Daerah di Nusa Tenggara Timur”. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi ketiga pasangan calon, agar pada sesi debat berikutnya mereka bisa menyampaikan gagasan mereka secara konkrit dan realistis sesuai dengan potensi atau kemampuan daerah NTT baik dari segi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), dan kemampuan ekonomi kreatif yang harus mereka eksploitasi dan eksplorasi untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Menyalah abgku
Terima Kasih saudara. Salam kopi Tuk