“Belum jadi orang kaya kalau belum pakai iPhone,” ucap seorang teman ketika sedang ngobrol di jam istirahat.
Ungkapan ini memang sering menjadi bahan guyonan ketika sering ditemukan pernyataan bahwa yang menggunakan iPhone adalah orang yang kaya bahkan tak tanggung-tanggung dalam keseharian dijuluki sultan.
Memang tidak lantas bisa disama ratakan. Pendapat dan ukuran tingkat kekayaan pasti berbeda-beda tergantung di mana ukuran itu digunakan.
Kalau di meja obrolan kami sambil guyon yang pakai iPhone itu dianggap lebih kaya daripada yang menggunakan android biasa. Teman-teman saya menyebutkan hal itu bukan tanpa alasan. Keseharian kami adalah mengakar, masuk kelas, lalu ada semacam keharusan untuk memotret aktivitas anak dan atau mengabadikannya dalam sebuah video.
Nah, rata-rata hasil jepretan dan editan dari iPhone punya teman yang satu itu lebih baik kualitas gambarnya dibandingkan dengan yang pakai Android biasa.
Namun akan beda lagi jika berpindah lingkungan. Ukuran kekayaan akan berubah drastis ketika bergeser ke kalangan artis. Kekayaan Rafi Ahmad jelas akan dibandingkan dengan yang sepadan. Bukan lagi dengan pemilik iPhone tadi.
Namun nyatanya kekayaan tidak hanya diukur dengan harta dan fasilitas yang dimiliki. Kekayaan itu berasal dari hati yang senantiasa mensyukuri.
Di manapun letak obrolannya, di manapun pembahasannya, nyatanya orang kaya sesungguhnya adalah ia yang senantiasa bisa berbagi kepada sesamanya dan memiliki mental merasa cukup.
Sebab, ada orang kaya yang masih pelit. Banyak orang berada yang masih banyak utang karena ia merasa kekurangan uang sehingga masih harus melakukan beberapa pinjaman untuk membeli dan menambah koleksi barang mewahnya.
Jika orang yang disebut sebagai orang kaya raya tetapi masih memiliki utang, bisa jadi, orang kaya sesungguhnya ialah dia yang bisa berbagi dan hidup dengan Rp. 0,- (nol rupiah) utang.
Namun tidak lantas orang tanpa utang pun dijadikan ukuran sebagai orang yang kaya. Ukuran manusia tidak akan pernah cukup untuk mengukur dan membandingkan.
Sehingga untuk mengetahui siapa orang kaya sesungguhnya, maka kita lihat sabda Nabi Shalallahu alaihi wa salam.
Dalam haditsnya, beliau (shalallahu alaihi wa) mengatakan bahwa, orang yang paling kaya adalah ia yang senantiasa ridho dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT.
”Ridhalah dengan apa yang dibagikan Allah SWT untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.” (HR Turmudzi).
Jadi, marilah kita terus belajar untuk senantiasa bersyukur dan menerima seluruh ketentuan yang Allah telah kasih kepada kita. Janji Allah, jika seorang hamba bersyukur atas apa yang diberikan Allah, maka Allah akan menambah pemberian-Nya.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Wallahu ‘alam bissowab. Semoga bermanfaat.
+ There are no comments
Add yours